Monday, June 10, 2013

Karyawan oh karyawan

Beberapa hari yang lalu ketika pergi ke sebuah mall hendak mengganti bateray jam ternyata karyawannya sedang asyik menonton DVD di toko sebelah tanpa mempedulikan temannya yang sibuk melayani pembeli. Mungkin Anda juga sering melihat ketika sedang di sebuah mall atau plasa melihat pelayan toko yang malas-malasan atau kadang tidur-tiduran menelungkupkan wajahnya di meja. Pernah juga ketika belanja di pakaian di salah satu toko sebuah mall, pelayannya sungguh judes dan tidak menyenangkan. Bahkan teman saya pernah belanja pakaian yang harganya dinaikan oleh karyawannya.

Teman saya yang memiliki counter makanan pernah mengeluh karena makanan yang dijual tidak sama dengan uang yang diterima. Padahal dia memiliki beberapa counter hampir di setiap mall. Belum lagi mendengar keluhan salah satu pemilik toko, yang mengatakan kalau karyawannya sering menghilang dengan alasan ke kamar mandi atau sholat dan baliknya lama sekali. Memang tidak mudah mengawasi karyawan bila kita memiliki banyak toko atau counter. Kita tidak mungkin menunggui sendiri toko kita. Oleh karena itu, sebelum bisnis kita menjadi besar dan kita memiliki banyak cabang, kita harus menyiapkan terlebih dahulu sistemnya. Sering orang tidak memikirkan hal ini. Mereka hanya memikirkan bagaimana dapat membuka cabang atau membesarkan tokonya tanpa memikirkan sumber daya manusia dan sistemnya.

Apa saja yang harus kita persiapkan sebelum membuka sebuah toko, outlet atau counter di mall atau plasa?

Seleksi Karyawan
·         Sebelum membuka sebuah usaha kita hendaknya cermat dalam memilih karyawan. Tentu semua pengusaha menginginkan karyawan yang rajin, jujur dan bertanggung jawab, lebih elok lagi kalau mereka berparas cakep dan pandai menjual serta penuh inisiatif. Tentu tidak semudah itu mendapatkan apa yang kita inginkan. Bagaimanakah kita mengetahui karakter calon karyawan kita? Salah satunya adalah seleksai awal, dengan kita menginterview sendiri dan melihat performance karyawan tersebut setelah kita merasa cocok, selanjutnya adalah mengikutkan mereka psikotes sehingga mengetahui bagaimana kecerdasan dan karakter kepribadiannya. Karyawan seperti apakah yang kita cari? Apakah dia harus terampil dan cekatan dalam menggunakan alat-alat? Apakah dibutuhkan karyawan yang teliti atau karyawan yang pandai berbicara? Apakah cukup yang biasa-biasa saja yang penting mau belajar dan bisa dilatih. Kita juga harus tahu apakah karyawan tersebut
o     Stars – seorang yang berpotensi untuk dikembangkan, ambisi untuk maju dan bisa menjadi pemimpin.
o    Workhorses – Cukup berpotensi dan bisa bekerja tetapi agak sulit dikembangkan melebihi level atau kemampuannya.
o    Problem Children – karyawan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan tetapi dia tidak bisa perfomance dengan baik.
o    Deadwood – Karyawan yang tidak berpotensi dan tidak bisa dikembangkan lagi.

Membangun Sistem
Setelah kita memperoleh karyawan dan mempekerjakan, kita juga harus mempunyai sistem atau standart operasional prosedur di tempat usaha kita. Karena kita tidak bisa mengawasi dari pagi sampai malam dengan beberapa outlet maka hendaknya kita memiliki sistem. Mulai dari sistem penjualan dan juga jobdes karyawan itu sendiri. Dengan memiliki sistem kita bisa juga meminimalkan kerugian pada usaha kita. Misalnya : Kita memiliki counter makanan (Donat, foodstreet, stick, tako, sushi, cakue goreng, pentol dll) atau minuman (juice, teh, cingcau, dawet, kacang ijo, es puter dll) bisa dihuitung dari jumlah makanan yg diberikan atau dari bahannya berapa kilo menjadi berapa makanan. Kalau penjual minuman bisa dari gelas plastik yang terjual, kalau juice karena harga berbeda-beda bisa dihitung dari jumalh buah dan stiker harga yang terjual.
Kalau counter makanan kita laris, karyawan kemungkinan untuk bermalas-malasan atau menghilang sangat kecil kesempatannya.
Tetapi beda dengan toko yang menjual pakaian, tas, perlengkapan bayi, jam, barang eletronik, HP, asesoris, sepatu, dan sebagainya. Apalagi kalau hari senin atau mallnya sedang sepi, atau toko kita sendiri yang sepi. Karyawan kita bukan robot yang bisa tahan dengan kebosanan. Bila tidak ada yang dikerjakan tentu mereka akan mengantuk atau bosan. Tapi kalau mall dalam keadaan rame seperti akhir pekan dan mereka masih saja bermalas-malasan itu perlu kita tinjau kembali. Sebelum memulai usaha sebaiknya dibuatkan dulu aturannya. Sepeti apa saja tugas mereka mulai dari buka toko sampai tutup toko. Bagaimana sistempenjualannya? Bagaimana cara melayaninya? Apakah harganya sudah harga fix atau harga yang masih bisa ditawar? Kalau bisa ditawar berapa harga terendah yang boleh diberikan. Ini kadang bisa menimbulkan korupsi karena ada kemungkinan karyawan menjual dengan harga normal tapi mengatakan harga diskon. Jadi salah satu caranya adalah dengan memberikan Bon dan menuliskan pada meja kasir bila tidak mendapatkan Bon, silahkan lapor. Ketika toko sepi karyawan bisa diminta untuk melakukan penghitungan stock barang, membersihkan barang-barang dari debu, mengecek expired date untuk supermarket. Memgubah tata letak barang, membuat laporan penjualan.

Memberikan Training
Jangan salahkan karyawa bila dia tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik karena tida tahu bagaimana caranya. Jadi setelah karyawan di terima kita wajib melatihnya dan memberitahu kepada karyawan tersebut tentang aturan di toko anda. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh. Bagaimana caranya melayani pelanggan dengan baik. Mungkin kita pernah melihat slogan 5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun. Tapi kalau itu hanya dipasang saja tanpa diberikan pelatihan bagaimana memberikan Salam dan Sapa yang Sopan. Bagaimana bila menghadapi pembeli complain? Bagaimana harus bersikap? Bagaimana dengan Body Language mereka ketika melayani pembeli, apakah lambat atau malas seperti ayam kurang makan? Bagaimana dengan dandananya apakah seperti orang yang baru bangun tidur atau orang yang bersemangat dan siap menjual? Bagaimana dengan kerapian pakaiannya? Apakah badannya bau atau nafasnya bau? Kadang ada pengusaha yang merasa keberatan memberi training kepada karyawannya karena takut kalau sudah pintar nanti keluar. Padahal Karyawan yang diberikan training dia akan menjadi terampil dalam menjalankan tugasnya. Karyawan yang terampil tentu akan menguntungkan perusahaan.

Mengadakan Evaluasi
Mengadakan evaluasi ini sangat penting tidak hanya untuk pertumbuhan usaha kita tapi juga untuk kemajuan karyawan itu sendiri. Mereka akan tahu apa yang sudah dicapai dan apa yang belum memenuhi performance nya. Misalnya : Apakah karyawan sering datang terlambat atau meninggalkan toko? Kalau iya kenapa itu terjadi dan apakah ada sangsi. Kalau karyawan melakukan penjualan dengan baik apakah ada bonusnya atau reward apa yang akan dia terima. Kita tidak bisa hanya memberikan kritik atau hukuman kepada karyawan tanpa pernah memeberikan pujian atau Reward bila mereka melakukan sesuatu dengan baik. Kalau mereka melakukan kesalahan hendaknya kita memberitahu dan menunjukan bagaimana yang betul sehingga dia bisa memperbaikinya. Kalau kita memperlakukan karyawan dengan baik dan menanamkan sikap ikut memiliki usaha ini maka dia akan bekerja dengan baik pula.


Kalau kita memiliki Toko atau counter selain produk yang kita jual. Pelayanan itu adalah ujung tombak apalagi ditengah persaingan yang ketat. Kita tidak mungkin melayani sendiri bila memiliki banyak toko atau counter dan kita membutuhkan orang lain untuk mewakili kita di toko tersebut. Kalau Karyawan percaya dan merasa senang dengan management, maka  dia akan bekerja dan melayani dengan perasaan senang juga. Dia akan bekerja dengan baik, dengan puas dan itu juga akan mendatangkan profit buat usaha kita. Pengusaha sering lupa kalau Karyawan adalah aset perusahaan juga, perusahaan tidak akan bisa jalan kalau tidak ada karyawan, kita tidak mungkin mengerjakan semua pekerjaan apalagi kalau ingin menjadi besar.  

Saturday, June 8, 2013

Facing a reality when you are back home

Persiapan mental BMI menjadi Entrepreneur di Kampung

Ratna salah satu BMI dengat semangat yang tinggi ingin pulang ke kampungnya meneruskan usaha keluarga di bidang kuliner. Setelah lama bekerja di Hongkong dan mengikuti kuliah jarak jauh dia yakin bisa mengembangkan usaha keluarganya. Ketika dia mulai terjun ke usaha keluarga banyak hal yang membuat dia kaget dan stress. Mulai budaya yang tidak disiplin para pegawai, standart kebersihan yang kurang baik. Dan susahnya mengatur para karyawan yang malas.

Beda halnya dengan Dini yang sudah pulang kekampung hampir satu tahun. Dia merasa kelelahan mengatur semuanya sendiri. Dulu dia yang mempunyai standart yang tinggi kini mulai menurunkan standartnya. Dulu di kelas dia yang kreatif dengan ide-ide baru ketika berdiskusi mendadak jadi kehabisan akal untuk mengatur usahanya karena tidak ada dukungan dari keluarganya. Mereka menganggap bahwa Dini terlalu banyak baca buku dan keminter.

Kenapa banyak BMI yang pulang dan akhirnya kembali lagi menjadi BMI dengan berbagai macam alasan. Ada yang mengatakan ingin mencari tambahan modal padahal usahanya bisa berkembang bila di kerjakan dengan baik. Jadi persipan mental apa saja yang perlu dihadapi teman-teman BMI ketika pulang dan ingin menjalankan usahanya.

Culture Shock
Para BMI yang telah lama bekerja di Luar Negeri dan terbiasa dengan keteraturan, segala fasilitas dan orang-orang yang disiplin tentu akan mengalami kekagetan bila pulang. Misal: Ketika membuka usaha restoran seperti yang diangan-angankan dengan standart 5R. Ternyata karyawannya tidak mempunyai kebiasaan Resik, Rapi, Rajin, Rawat dan Ringkas, mereka suka membuang sampah sembarang, membersihkan meja bekas orang makan dengan sembarangan. Lap kotor dibiarkan aja dan tidak dicuci. Perlengkapan masak tidak dirawat dengan baik, ketika dibutuhkan malah tidak ada atau rusak.
&Apa yang harus dilakukan. Menerima kenyataan bahwa itu memang keadaan yang harus dihadapi. Persiapkan diri untuk melatih mereka dengan standart yang kita mau. Berikan contoh kepada karyawan. Harus mempunyai kesabaran dan telaten untuk terus menerus mendidik para karyawan.
Jelaskan kepada mereka rapi itu seperti apa, resik itu yang bagaimana dan rajin itu harus bagaimana. Kalau kita hanya mengatakan kamu harus rapi, harus resik tapi mereka tidak tahu standart rapi dan resik itu seperti apa. Kita mengatakan harus merawat peralatan dengan baik tapi mereka tidak mengerti kenapa harus dirawat?  maka perintah anda tidak akan pernah dijalankan.

Komunikasi
Komunikasi ini yang memegang peranan. Bagaimana kita menyampaikan ide-ide kita, pemikiran kita ke orang lain atau keluarga kita.Seringkali teman-teman BMI terbentur masalah ketika ingin melaksanakan proyeknya karena tidak mendapat dukungan dari orang tua atau pasangan. Ketika menyampaikan idenya mendapat penolakan dari keluarga. Kenapa hal ini bisa terjadi, karena kita menyampaikan atau mengkomunikasikannya tidak dengan baik. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.
&Pilih waktu yang tepat : Anda tentu mengenal bagaimana karakter keluarga atau pasangan Anda. Disaat kapan dan bagaimana paling enak diajak bicara atau diskusi mengenai ide anda itu. Dan bagaimana caranya agar tidak terjadi penolakan.
&pikirkan terlebih dahulu sebelum memulai berbicara, sampaikan ide anda dengan jelas, gunakan cara pandang atau kacamata beliau dalam menyampaikan ide. Tunjukan gambar besarnya apa yang akan terjadi bila ide ini tercapai, perubahan apa yang akan dialami bila goal ini tercapai. Misal : bila usaha ini berhasil Bapak dan Ibu bisa naik Haji, atau kita bisa membeli rumah, menambah outlet kita dan lain lain.
&Tetap tenang, fokus dan sabar bila terjadi penolakan. Dengarkan pendapat beliau bila kamu merasa tidak tepat, ungkapkan dengan baik dengan menggunakan “I message”. Maksudnya gunakan bahasa atau pesan aku. Misalnya : Ibu anda tidak suka anda membuka usaha tapi lebih senang anda menjadi pegawai karena ada gaji tetap. Jangan katakan “Ibu ini Kuno sekarang jamanya orang jadi pengusaha!”. Tapi sebaiknya katakan “Saya senang kalau bisa jadi pengusaha, Saya akan bisa bekerja dari rumah dan Kalau saya mendapat uang lebih banyak , saya lebih bisa memenuhi kebutuhan ibu”.

Flexible dan Menyiapkan diri untuk perubahan
Mungkin waktu di Luar negeri kita sudah membayangkan akan melakukan ini atau itu. Tetapi ketika sudah pulang di kampung banyak hal yang diluar harapan atau jauh melenceng dari yang kita bayangkan. Anda tidak perlu patah hati atau down bila mengahadapi hal tersebut. Jadi sebelumnya persiapkan diri anda untuk menghadapi segala kemungkinan yang ada.
&Gunakan semua kreatifitas anda untuk merubah apa yang ada seperti yang anda inginkan. Ada istilah tidak ada akar rotanpun jadi. Fleksible disini bukan berarti anda mengikuti arus atau apa yang ada dan pasrah. Tetapi bagaimana merubahnya dan menjadikan sesuai dengan bayangan anda tanpa menurunkan standart yang sudah anda tentukan. Bagaimana merubah seseorang tanpa dia merasa diubah atau digurui, bagaimana mengajak mereka maju bersama tanpa merasa dipinteri. Bagaimana kita bisa menyatu dan beradaptasi dengan lingkungan. Mungkin kita telah tahu teori tentang membuka usaha dan apa yang dijalankan keluarga kita kurang tepat, kita tidak bisa meminta mereka berubah tanpa memberikan penjelasan yang tepat. Jangan membuat perubahan dratis yang bisa mengkagetkan tetapi lakukan perlahan-lahan tanpa membuat lingkungan kaget.

Tetap Semangat
Ketika pulang pasti akan banyak kendala yang dihadapi entah itu dengan sumber daya manusia, dengan persaingan, dengan keluarga atau lainnya. Hanya dengan semangat dan terus mempunyai keinginan untuk mewujudkan apa yang sudah direncanakan yang bisa membuat anda terus berusaha dan berhasil. Mungkin dulu waktu di BMI banyak teman yang bisa diajak diskusi sedangkan ketika pulang kampung sudah tidak ada lagi yang bisa diajak diskusi. Mau chating dengan teman-teman kesulitan karena koneksi internet yang lambat atau mungkin bahkan tidak ada. Anda jadi merasa sendiri, berjuang sendiri tidak ada yang mendukung dan akhirnya anda membiarkan impian anda lenyap dimakan waktu.
&Bagaimana agar kita terus bisa bersemangat? Tetap terus fokus dengan apa yang diimpikan dan terus berusaha mewujudkan. Visualisasi bila impian itu tercapai bagaimana rasanya. Selalu berpikiran positif dan selalu mencari jalan keluar yang terbaik bila menghadapi masalah. Kalau orang lain bisa berhasil maka saya juga bisa berhasil. Tetap percaya pada diri sendiri kalau anda bisa mencapai apa yang diinginkan. Jangan terpengaruh omongan orang yang berusaha menjatuhkan Anda atau menggagalkan impian anda.

Setiap usaha pasti ada hambatannya tetapi bagaimana kita melihat hambatan dan mengatasinya itu yang lebih penting. Hanya orang bermental tangguh dan berjiwa Entrepreneur yang bisa melalui hambatan dengan baik. Jangan pernah takut untuk gagal tetapi bagaimana kita bisa bangkit dan kembali berjaya itu yang lebih penting. Tidak ada orang yang bisa membantu anda untuk maju kalau tidak diri anda sendiri yang berusaha. Semua orang ingn kaya, semua orang ingin berhasil tetapi itu tidak akan terjadi kalau tidak ada Action!.


Tuesday, June 4, 2013

Aku ingin memulai Usaha apa yang harus ku ketahui?

Seorang teman bercita-cita ingin mempunyai usaha, ingin menjadi entrepreneur tapi dia bingung bagaimana memulainya dan usaha yang cocok buat dia. Sebelum memulai usaha seorang pengusaha atau pebisnis harus mempunyai rencana untuk bisnisnya. Rencana bisnis yang efektif dan baik akan membuat usaha menjadi stabil yang menuntun pengusaha itu untuk meluncurkan produknya dan melihat bagaiman peluangnya. Apa saja yang perlu diketahu untuk memulai usaha?

Planning for a start-up
Memulai perusahaan atau usaha dengan sebuah mimpi  besar dan ide baru membutuhkan sebuah rencana bisnis agar bisa mewujudkannya. Agar pengusaha bisa mengevaluasi apakah ide-idenya bisa diterapkan, bagaimana melihat pasar, dan persaingannya. Pertanyaan yang mungkin harus dijawab adalah :

·         Apakah bisnis baru ini memiliki peluang di lapangan?
Kita harus memikirkan bagaimana peluangnya apakah ide bisnis kita ini bisa diterima pasar? Misalnya karena habis jalan-jalan di Thailand dan melihat snack dari serangga dan juga ulat, lalu kita punya ide dengan menambahkan rasa, seperti keju, pedas atau rasa barberque. Pertanyaannya apakah target pasar kita di Indonesia akan suka makan snack serangga atau ulat?  

·         Berapa modal yang kita butuhkan untuk memulai dan menjalankan?
Setelah memiliki ide bisnis kita harus mulai memikirkan berapa kira-kira uang yang kita butuhkan untuk memulai usaha dan menjalankannya. Apa saja yang perlu kita siapkan, apa yang sudah kita miliki dan apa saja yang harus kita beli. Kalau harus sewa tempat berapa biaya yang harus kita keluarkan? Apakah kita perlu menggaji seseorang atau sementara kita sendiri yang menjalankan. Bahan-bahan apa yang harus kita beli untuk memulai?

·         Siapa calon customer kita dan bagaimana cara terbaik untuk menjangkau mereka?
Kita harus tahu siapa sasaran target penjualan kita dan bagaimana caranya agar mereka tahu dan membeli produk kita. Media promosi yang bagaimana agar kita bisa meraih calon pelanggan kita. Menggunakan pendekatan yang bagaimana atau seperti apa? Misal kalau kita berjualan kompor atau panci maka cara terbaik adalah dengan promosi di acara kegiatan PKK atau arisan ibu-ibu.

·         Siapa pesaing kita dan bagaimana caranya agar bisa memenangkan persaingan?
Ketika memulai usaha kita harus melihat di daerah yang akan menjadi target pasar kita berapa orang yang sudah melakukannya? atau berapa orang pesaing kita? Strategi apa yang akan kita gunakan untuk menghadapi persaingan itu dan bagaimana caranya agar kita bisa memenangkan persaingan.

·         Kenapa orang memilih membeli produk kita daripada pesaing kita?
Kita harus memikirkan apa yang menyebabkan orang membeli produk kita daripada pesaing kita? Nilai lebih apa yang kita miliki ? entah itu di produk kita atau di pelayanan. Apa yang bisa kita tambahkan sehingga orang beralih membeli dan menjadi customer kita.

Planning to address changing conditions
Situasi ekonomi atau situasi politik yang berubah kadang juga akan mempengaruhi usaha yang akan kita mulai. Apa saja yang perlu kita waspadai?

·         Keadaan ekonomi apa yang akan kita hadapi?
Kita harus tahu bagaimana keadaan ekonomi yang sedang terjadi. Misalnya : Pemerintah merencanakan kenaikan bahan bakar, maka itu akan mempengaruhi semua roda ekonomi. Atau pemerintah akan menaikan tarif dasar listrik maka itu juga akan mempengaruhi.

·         Bagaimana kita bisa mengahadapi perubahan tersebut?
Kalau harga BBM naik pasti semua harga akan naik. Lalu bagaimana kita bisa menghadapi itu, apa yang bisa kita ketatkan atau kita hemat dalam bisnis kita agar bisa bersaing dalam situasi ekonomi ini.

·         Langkah apa saja yang harus kita lakukan untuk menghadapi perubahan.
Kalau kita sudah mengetahui rencana kenaikan itu berapa persen maka kita bisa membuat estimasi berapa kenaikan biaya yang akan kita alami. Apakah kita bertahan dengan harga jual yang sama? Kalau harus menaikan berapa yang kira-kira masih bisa terbeli atau harga yang masuk akal? Langkah-langkah apa yang harus kita lakukan atas perubahan itu.

Planning to seize growth opportunity
Setela usaha kita berjalan kita tidak bisa hanya berdiam diri tanpa memikirkan perkembangan dan pertumbuhan usaha kita. Kita harus mempunyai strategi untuk membesarkan usaha kita. Dan juga harus kita masukan dalam rencana bisnis kita.

·         Dimanakah peluang baru yang bisa menumbuhkan usaha kita
Setelah usaha kita berjalan dengan baik, kita harus mulai mencari peluang baru yang bisa menumbuhkan usaha kita yang sekarang ini. Peluang baru bisa saja dengan membuka cabang usaha kita atau menciptakan produk baru.

·         Siapa pesaing kita di new market ini?
Kita harus melihat siapa saja pesaing kita kalau kita mau membuka cabang baru atau meluncurkan produk baru itu. Dengan begitu kita bisa mempelajari segala kemungkinan.

·         Bagaimana caranya kita menjadi terbaik dalam merebut pasar baru ini?

Setelah kita tahu siapa pesaing kita, kita mulai mengukur kekuatan lawan dan bagaimana kita bisa mengalahkan atau menjadi yang terbaik dan meraih peluang yang ada.

Saturday, June 1, 2013

Tujuh Mitos BMI jadi Entrepreneur

Banyak sekali para BMI (Buruh Migrant Indonesia) yang tidak percaya bahwa dirinya bisa menjadi seorang Entrepreneur. Apakah kamu pernah mendengar ungkapan atau mitos-mitos diciptakan seperti ini :

Mitos #1: Menjadi seorang entreprener itu sangat beresiko.
Kenyataan : segala pekerjaan selalu ada resikonya bahkan menjadi seorang BMI juga ada resikonya. Bagaimana kamu harus bekerja dari pagi buta sampai tengah malam tanpa istirahat yang cukup. Bagaimana kamu harus menghemat uangmu untuk keluarga, membayar hutang untuk berangkat ke negara tujuan atau ke PJTKI. Bagaimana kalau kamu mendapat majikan yang tidak baik dan semua itu adalah resiko dari pekerjaan

Mitos #2: Aku hanya buruh migrant tidak mungkin memiliki usaha sendiri.
Kenyataan : Orang tidak bisa mempunyai usaha sendiri bukan karena dia seorang Buruh migrant tapi pembatasan diri sendiri itu yang menjadi kendala. Padahal banyak sekali BMI yang berangkat ke luar negeri dengan tujuan merubah nasib. Tapi mereka tidak pernah mengijinkan dirinya untk bermimpi menjadi pengusaha atau mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Padahal banyak sekali BMI yang berhasil menjadi pengusaha.

Mitos #3: Saya tidak mempunyai pengalaman.
Kenyataan : pengalaman bisa dipelajari dari mana saja dan siapa saja. Ketika kita menjadi BMI, dan harus melayani majikan. Itu adalah pengalaman bagaimana nanti kalau kita melayani customer atau pelanggan kita. Ketika berbelanja di pasar atau jalan ke mall, kita juga bisa melihat dan belajar bagaimana suatu usaha itu berlangsung atau bagaimana sebuah toko itu menjadi laris, apa yang bisa ditiru danditerapkan anti kalau kita punya usaha.

Mitos #4: Pendidikan saya kurang, Saya bukan Sarjana.
Kenyataan :  Menjadi penguasaha tidak perlu memilik ijasaha. Ketika kita mulai usaha orang tidak akan bertanya ijasa kita atau lulusan dari mana, apa pendidikan terakhir kita. Tetapi orang akan melihat apa yang kita jual atau kita tawarkan. Bagaimana kita memulai usaha kita dan apa usaha kita itu yang lebih penting kita pikirkan. Banyak pengusaha sukses di Indonesia yang hanya lulusan SD dan dia bisa membayar atau menggaji lulusan sarjana terbaik.

Myth #5: Kalau saya memulai bisnis bagaimana kalau gagal?
Kenyataan : Orang sering tidak pernah berani memulai karena yang dipikirkan adalah kegagalan. Kalau dia sudah memikirkan kegagalan makan kegagalan yang akan di dapat. Jadi bagaimana kalau kita memikirkan bagaimana kalau berhasil? Perlu diingat seribu langkah dimulai dari langkah pertama. Kalau kita tidak pernah memulai makan kita tidak akan pernah tahu apakah kita akan gagal atau berhasil.

Mitos #6: Saya khan masih jadi buruh bagaimana mungkin jadi pengusaha.
Kenyataan : banyak teman-teman BMI yang memulaiusahanya ketika masih menjadi BMI. Mungkin ada yang berpikir ini khan Cuma iseng saja tidak mungkin bisa dijadikan usaha. Padahal dari yang sederhana itu bisa dikembangkan menjadi usaha yang maju. Sambil menjadi BMI tidak ada salahnya belajar mempunyai usaha sehingga nanti kalau pelang ke Indonesia bisa dikembangkan dengan serius.

Mitos #7: Saya tidak punya modal yang cukup.
Kenyataan : Sebetulnya bukan berapa banyak uang yang kamu punya untuk memulai usaha. Tetapi seberapa besar kamu ingin berusaha mewujudkan keinginanmu untuk mempunyai usaha sendiri. Segala sesuatu bisa dimulai dari yang paling sederhana dan kecil, lalu dikembangkan menjadi besar. Saya pernah mendengar Bos Lion air dia memulai usaha dari menjadi calo tiket di airport. Pemilik pertama rokok Sampoerna memulai usaha dari menjual tembakau dan rokok di warung yang sangat sederhana. Mereka bisa mejadi pengusaha sukses karena  terus belajar dan mengembangkan usahanya.


Sebetulnya bukan bisa tau tidak seorang BMI menjadi seorang entrepreneur. Tetapi apakah dia mempunyai keringinan untuk menjadi seorang entrepeneur? Setelah mempunyai keinginan seberapa besar dia ingin mewujudkannya atau Cuma sekedar mimpi dan angan saja. Kemampuan bisa diasah, keterampilan bisa dipelajari, pengetahuan bisa ditingkatkan yang penting ada kemauan, dimana ada kemauan disitu pasti ada jalan. Jangan pernah menjadi penghalang diri sendiri atau melemahkan kemampuan diri sendiri karena kamu itu lebih dari yang kamu tahu.