Sunday, November 17, 2024

Gender yang Setara untuk Semua

Foto di atas tidak sengaja saya temukan ketika menjelajah dinding IG. Kesetaraan gender memang kadang kurang dipahami oleh masyarakat umum ataupun pejabat publik. Kesetaraan gender bukan soal kekuatan perempuan, bukan soal kuat angkat galon, bukan soal bisa manjat genting atau lainnya. 

Kesetaraan gender adalah dimana perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan yang sama dalam bidang pendidikan, ekonomi, pekerjaan, kesempatan berkarir. Masih banyak anak perempuan yang tidak diberikan kesempatan meraih pendidikan tertinggi dan dinikahkan. 

Selain itu masih banyak orang tua yang menanamkan bahwa perempuan berpendidikan tinggi buat perempuan itu tidak perlu, yang penting mereka bisa macak, manak dan masak. Siap menjadi istri yang baik bisa melayani suami. Kalau perempuan terlalu pintar akan susah mencari jodoh,  laki-laki akan takut mendekati. 

Bagi perempuan yang pintar, pendidikan tinggi sangatlah penting dan hanya laki-laki yang pintar juga yang bisa menjadi pasangannya. Kalau laki-laki takut mendekati berarti memang dia bukan laki-laki yang tepat, tidak percaya diri dan ini merupakan seleksi alam tersendiri. 

Selain pendidikan, anak laki-laki sebaiknya diajarkan menghargai perempuan, diajarkan mengerjakan pekerjaan domestik. Melihat perempuan setara dengan dirinya, dan memperlakukan pasangan sebagai partner dalam menjalankan Rumah Tangga. 

Banyak sekali perempuan yang harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga padahal dia juga bekerja sama dengan suaminya. 
Ada seorang teman perempuan yang mengeluh dan merasa capek karena dia harus bangun jam 3 pagi untuk masak dan menyiapkan makanan buat suami dan anaknya, menyiapkan anak-anak nya untuk berangkat sekolah dan dia sendirivharus berangkat kerja pagi-pagi karena tempat kerjanya jauh. Sementara suaminya sama sekali tidak membantu dirinya. Ketika dia minta bantuan suaminya malah marah dan mengatakan bahwa itu tugas dan kewajiban istri dan mertuanya juga sering ikut campur membela anak laki kesayangan. Padahal waktu kuliah di Jogja suaminya biasa melakukan semuanya sendiri, mulai dari mencuci pakaian, membersihkan kamarnya bahkan bisa memasak dan membuat kopi sendiri. Tetapi ketika menikah semua kemampuannya hilang, bahkan untuk membuat kopi aja dia harus berteriak minta dibuatkan. 

Kalau dia tidak ikut bekerja, biaya rumah tangga dengan gaji suami tidaklah mencukupi untuk operasional rumah tangga. Tetapi suaminya seperti tidak menyadari dan tetap minta dilayani seperti raja. 

Begitulah bila anak laki-laki tidak pernah diajakan untuk menghargai perempuan dan bukan pelayan atau pembantu suami. Maka tugas kita untuk mendidik masyarakat agar generasi berikutnya lebih sadar akan kesetaraan gender

Sunday, November 3, 2024

No One Can Hurt You Without Your Consent

Ada seorang teman yang merasa sakit dengan pacarnya waktu kuliah dan perasaan sakit hati terus diputar dalam pikirannya. Sampai dia sulit mendapatkan  karena terus teringat dan takut disakiti. 

Ada pula seorang karyawan yang merasa sakit hati dengan atasannya karena dianggap tidak perform dan ditegur di meeting bulanan depan orang banyak, dan dikatakan semua laporannya adalah sampah dan tidak berguna. Semua perkataan atasannya itu terus terngiang setiap kali akan meeting, dia jadi cemas dan kuatir. 

Banyak Orang yang mengatakan dia telah menyakiti hatiku, melukai perasaanku. Orang tersebut memelihara perasaan sakit hati dengan baik. Setiap kali ada kejadian yang similar dia akan menghubungkan atau otomatis mengingat kejadian yang dialami dan merasakan sakit hati. 

Sebetulnya sakit hati itu ada dipikiran kita. Satu-satunya orang yang bisa menyakiti diri kita adalah diri kita sendiri karena kita menciptakan dalam pikiran kita. Kita terus menerus menciptakan sosok orang yang menyakiti kita dan memutar ulang hal yang tidak menyenangkan dalam pikiran kita. Kalau kita tidak mengijinkan tentu itu tidak akan terjadi. Apa yang orang katakan tentang kita sebetulnya tidak akan mempengaruhi bila kita tidak mengijinkan. 

Setiap orang bisa mengatakan hal baik atau buruk tentang kita. Bila mereka suka dan sepaham atau sealiran dia akan mengatakan hal baik. Tetapi bila orang tersebut tidak sepaham atau tidak suka dengan pendapat kita mungkin dia akan mengatakan hal yang tidak baik tentang kita. 

Baik dan buruk pandangan orang tentang kita adalah hak orang tersebut dan kalau kita mengabaikan dan menganggap itu tidak mengubah siapa diri kita tentu kita tidak akan sakit hati. Kalau setiap peristiwa yang tidak menyenangkan yang kita alami, kita lihat sebagai pembelajaran dan mengambil hikmahnya lalu melanjutkan perjalanan kita maka kita akan terbebas dengan perasaan sakit hati atau kemarahan kita.