Saturday, December 21, 2024

Menjumpai Pengalaman Mengalami Perjumpaan


Menjumpai pengalaman mengalami perjumpaan kalimat ini pernah dikatakan oleh
Kalimat ini menurut saya sangat dalam, saya pertama mendengar ketika mbak Luvi pimred  konde. co dalam raker konde minggu lalu. Saya mencari makna dari kata-kata tersebut dan mencari sesuatu yang related dengan pengalaman saya sendiri. 
Ketika kemarin melakukan mentoring Toastmasters Surabaya Toastmasters Club saya langsung ingat kata-kata tersebut. 
Saya pernah ikut toastmaster sekitar tahun 2008 dan karena banyaknya pekerjaan dan kegiatan dan vacum tahun 2017. Saat ini saya bergabung lagi dengan Surabaya Toastmasters Club. Ketika pertama kali join saya diminta speech pada Table Topic, inilah yang disebut menjumpai pengalaman. Pengalaman speech tanpa persiapan dengan topic yang telah dipilihkan. 
Mengalami perjumpaan dengan Toastmasters kembali mengingatkan pada manual book yang harus dikerjakan. Saat ini tidak lagi menggunakan buku tetapi menggunakan pathways yang harus dipilih di website dan di download. Ketika COVID-19 semua meeting dilakukan secara online dan baru 2023 dilakukan secara offline atau onsite. 

Mengalami perjumpaan dengan Toastmasters kembali, sesuatu yang sangat menyenangkan. Di Toastmasters kita belajar tentang public speaking dan juga leadership. Dalam Toastmasters kita tidak diperkenankan membahas soal agama, politik, ras, ideologi dan yang paling menyenangkan adalah saling mendukung. 

Ketika kita melakukan speech semua akan memberikan dukungan tidak yang julit, mengomentari yang negatif bahkan masukannya pun selalu positif, tidak ada kata salah tetapi area yang bisa diimprove atau need improve, evaluator akan selalu menemukan apa yang bagus dari speech kita. 

Jadi Menjumpai pengalaman mengalami perjumpaan dengan Toastmasters adalah pengalaman yang menyenangkan dan membangun diri kita menjadi lebih baik. 

Saturday, December 7, 2024

Ava Self Talk

Jam dinding terus berjalan detik demi detik, berputar dengan konstan. Suaranya seperti menggema dalam GriyavTawang yang sepi. Ava duduk, sambil terus memandang jam di dinding dan hanyut mengikuti hitungan detik. Tik. Tik. Tik. Tik. Tik terus berputar melewati angka demi angka tiga, enam, sembilan, dua belas, terus berputar dan Malik belum juga menampakan barang hidungnya. 

Pikiran Ava terus berkelana, kelebatan kejadian yang memunculkan trauma terus berputar bagaikan film layar tancap yang buram. Kadang berwarna hitam putih, kadang berwarna dengan jelas, kadang seperti film rusak. Jantung Ava berdebar dengan kencang, dia melihat tangannya mulai bergetar. Ava memegang tangannya sendiri. "Kamu harus bisa dan kuat Ava! Dia Menenangkan dan menguatkan dirinya sendiri. 

Dia berdiri mengambil air minum di atas meja. Dengan perlahan dia meminumnya dan berpikir. Bagaimana kalau Malik menolak berpisah? Bagaimana kalau dia murka dan membunuhku. Ava menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkan perlahan. Dia mencoba mengatur nafasnya dan meredam ketakutannya. Film masa kecil kembali berputar, ketakutan akan pertengkaran yang brutal kedua orang tuanya. 

"Tidak aku harus kuat dan keluar dari lingkaran setan ini" Aku ingin bahagia! Kamu harus bisa Ava! Hanya kamu yang bisa menghentikan kegilaan ini semua! 
Ava menatap dirinya dalam cermin, melihat wajahnya yang penuh kesedihan dan ketakutan. 
"Kapan terakhir aku merasakan bahagia? 
Tiba-tiba kejadian di tempat Bowling dengan Raga muncul. Ava melihat dirinya tersenyum dan teringat betapa dia bisa lepas dan bahagia sehabis strike dan celebrate. 

Secuil kebahagiaan setelah tiga tahun bersama Malik dan penuh dengan pertengkaran, teriakan, caci maki, sumpah serapah dan kadang tamparan atau cederakan yang menyakitkan. Tanpa sadar air mata Ava menetes. "Tidak aku harus menghentikan ini semua.  Benar kata Lara aku jahat sama diriku sendiri. Aku membiarkan semua siksaan ini, Aku terus memutar film yang menyakitkan tanpa berusaha menghadapi. Aku terlalu takut untuk menatap ketakutanku. 

Aku harus menghentikan kegilaan ini. Aku ingin merasakan bahagia tanpa rasa kuatir, rasa takut dan cemas yang selalu menghantui. Aku harus jujur dengan Raga. Dia perlu tahu apa yang terjadi dan mengenal diriku yang sesungguhnya. 

Nafas Ava mulai teratur dan tenang. Dia tetap menatap dirinya dalam cermin. Dia merapikan make up dan menambahi lipstik di bibirnya. Dia mencoba tersenyum dan berusaha menguatkan dirinya. Apapun yang terjadi aku harus siap. Aku harus menghentikan ke toxic kan Malik. Aku tidak ingin terus seperti ini" Kata Ava pada dirinya sendiri. 

Lamunan Ava terpecah ketika mendengar bel kamarnya berbunyi. Jantung Ava berdentam riuh seperti genderang yang dibunyikan dengan gegap gempita. Ava berusaha menenangkan dirinya dan dengan percaya dia berjalan membuka pintu kamarnya. 

Catatan: 
Tulisan ini terinspirasi film Heartbreaker Motel yang sedang tayang di Netflix. Cuplikan imaginasi ketika Ava bertemu dengan Malik di Hotel. 


Sunday, December 1, 2024

Emosi yang Membajak Akal Sehat


Sabtu pagi pas berkendara motor, saya melihat sebuah motor yang menyalip mendadak dan pengendara motor yang disalib kaget, spontan dia maki dengan keras. Rupanya yang menyalib tidak Terima dan langsung berhenti, begitupula yang disalib dengan emosi memarkir motor dan turun dengan gestus siap berantem. 

Saya yang dibelakang sebetulnya juga kaget dan sudah menduga kalau kedua pengendara emosi dan bisa berantem. Dan ternyata benar tapi saya tetap menjalankan motor saya dan hanya lihat melalui kaca spion. 

Kadang kalau di jalan sering banyak hal bisa memancing emosi kita apalagi kalau kondisi kita sedang lelah atau sedang banyak masalah sehingga mudah tersulut emosi. Yang mungkin membuat kita melakukan sesuatu yang akan kita sesali. 

Emosi sendiri didefinisikan sebagai perasaan yang muncul dalam diri seorang manusia sebagai respon dari situasi tertentu. Perasaan ini bisa memengaruhi pikiran, persepsi dan perilaku seseorang.

Sebagai contoh, saat kamu merasa senang, umumnya kamu pasti akan tersenyum, tertawa, riang dan bisa berinteraksi secara positif dengan orang lain. Sebaliknya, ketika marah, kamu mungkin mengeluarkan ekspresi wajah yang garang, berperilaku agresif dan denyut nadi meningkat. 

Mungkin kita pernah mengalami emosi membajak pikiran sehat kita. Kalau orang bilang khilaf atau gelap mata sehingga melakukan kekerasan. Padahal mungkin dia sebenarnya bukan tipe pemarah atau orang yang gampang melakukan kekerasan. Emosi membajak akal sehat kita. 

Hal tersebut karena Amygdala hijack.  Amygdala hijack terjadi karena bagian amigdala pada otak tidak dapat dikendalikan oleh tubuh. Hal ini akan membuat seseorang "meledak" atau marah secara tiba-tiba karena hal sepele yang mengganggu.

Hal ini bisa dicegah. Cara untuk mencegah pembajakan amigdala adalah memahami hal-hal apa yang memicu reaksi sehingga dapat menghindarinya. 

Beberapa cara untuk mencegah adalah kita bisa menarik nafas panjang atau mengatur nafas. Menenangkan pikiran dan melakukan reasoning untuk membantu mengontrol respons tubuh dengan lebih baik saat bereaksi.