Kekerasan
dalam berelasi bisa terjadi kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja,
tidak melihat kelas, status, gender, ras, usia, ekonomi. Kekerasan bisa seperti
lingkaran setan dan kadang berulang terus menerus. Apalagi bila itu kekerasan
dalam bentuk kekerasan psikologis yang tidak kelihatan atau berbekas secara
fisik. Korban tidak menyadari kalau dia telah menjadi korban dan masih terus
terperangkap dalam lingkaran kekerasan yang makin hari bisa makin bertambah
parah sehingga dia tidak punya kekuatan untuk menghentikan.Kekerasan dalam
relasi juga sering terjadi dalam pacaran dan yang lebih parah mereka tidak bebas
bercerita ke orang lain atau malu meminta bantuan ke orang lain. Maka kekerasan
itu menjadi abadi sampai pelaku bosan dan memutuskan hubungan atau tertarik
dengan korban yang lain.
Ada
beberapa macam kekerasan yang akan saya bahas disini, kekerasan bisa saja
terlihat atau bisa juga siksaan yang tidak terlihat secara nyata. Tulisan ini
saya ambil dari berbagai sumber. Saya berharap bisa menjadi masukan buat kita
semua dan menghentikan kekerasan dalam relasi.
Memahami
kekerasan dan abuse dalam relasi/domestic
Apa itu Domestic abuse? Domestic abuse mungkin bisa diartikan siksaan domestik yang mungkin
tidak disadari, terjadi ketika seseorang mencoba mengontrol dan mendominasi
pasangan. Domestic abuse juga
termasuk bagian dari kekerasan fisik yang disebut domestic violence
Domestic violence dan abuse tujuan utamanya adalah
mengontrol dan mengendalikan hubungan. Pelaku tidak bermain adil, mereka
biasanya membuat kamu takut, bersalah, malu dan mengintimidasi dan membuat kamu
dalam cengkramannya. Mereka biasanya juga mengancam, menyakiti kamu atau orang
disekelilingmu.
Domestic abuse seringkali berpindah dari ancaman verbal
atau kekerasan verbal berubah menjadi kekerasan fisik. Dan kekerasan fisik yang
akan menyebabkan cedera atau yang lebih berbahaya lagi. Sedangkan kekerasan
emosional dalam relasi akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri, yang
menyebabkan kecemasan, depresi dan membuat kamu merasa tidak berharga,
terbuang, sakit. Tak seorangpun boleh merasakan ini oleh karena itu segera
bebaskan diri kamu, kenali gejalanya dan situasinya. Dan segera mencari
bantuan.
Tanda-tanda kekerasan dalam relasi
Ada beberapa
tanda kekerasan dalam relasi. Yang paling jelas adalah perasaan takut terhadap
pasangan. Jika kamu merasa takut bila berada didekatnya, slelau berhati-hati
dalam berbicara, takut membuat dia marah. Ini adalah gejalah bahwa hubungan
kalian itu tidak sehat. Gejala lainnya adalah bila pasangan selalu berkata
kasar, membentak-bentak, berusaha mengontrol hidupmu dan kamu jadi merasa tidak
berdaya, dan tertekan.
Dibawah ini ada beberapa pertanyaan apakah hubungan kalian itu termasuk abusive relationship atau bukan. Kalau
jawabannya lebih banya iya maka kamu harus mulai waspada.
Tanda-tanda kamu
dalam Relasi yang ABUSIVE
|
|
Pikiran dan Perasaan Kamu
|
Perilaku Pasangan
|
Apakah
kamu:
Sering merasa takut
terhadap pasangan?
|
Apakah
pasanganmu:
Menghina dan mem bentak?
|
Sering menghindari topic
yang bisa memancing marahnya?
|
Selalu mengkritik dan
menjatuhkan kamu?
|
Merasa tidak pernah
melakukukan sesuatu yang betul buat pasangan?
|
Memperlakukan kamu dengan
buruk sehingga membuat kamu malu terhadap teman atau keluarga yang melihat?
|
Percaya kalau kamu layak
disakiti dan diperlakukan tidak baik?
|
Mengabaikan kamu,
merendahkan dan tidak menghargai apa yang sudah kamu lakukan?
|
Berpikir kalau kamu yang
gila bukan dia?
|
Menyalahkan kamu atas
perilaku kekerasannya?
|
Merasa hampa dan tak
berdaya?
|
Melihat kamu hanya
sebagai barang miliknya dan obyek sex?
|
Perilaku kekerasan dan ancaman yang dilakukan
pasangan
|
Perilaku pasangan yang suka mengontrol
|
Apakah
pasanganmu:
Temperamental dan tak
terduga?
|
Apakah
pasanganmu:
Cemburu yang berlebihan
dan possessive?
|
Menyakitimu, mengancam
akan menyakiti atau membunuhmu?
|
Mengontrol kemana kamu pergi atau melakukan apa?
|
Kalo kamu punya anak
mengancam akan menyakiti anakmu atau melaporkan kekeluargamu?
|
Melarang kamu bertemu
dengan temanmu atau keluargamu?
|
Mengancam akan bunuh diri
bila kamu meninggakan dia?
|
Membatasi kamu
menggunakan uang, HP, motor, mobil?
|
Memaksa kamu melakukan
hubungan sex?
|
Selalu mengecek kamu
berada dimana dengan siapa?
|
Merusak barang-barang
milikmu?
|
memeriksa hp kamu, sms,
bbm, email kamu?
|
Sexual Abuse dan violence :
Sexual Abuse sering tidak
terdeteksi karena mereka biasanya malu untuk menceritakan ke orang lain. Pelaku
sering memaksa melakukan hubungan sex meskipun korban tidak menginginkan. Bisa
juga Pelaku selalu mengatakan bahwa tubuh korban jelek tidak seindah mantannya,
atau berhubungan sex dengan korban tidak enak tetapi setiap hari minta
melakukan hubungan sex. Atau dia mengatakan tubuh kamu bau atau sebagainya yang
merendahkan dirimu. Bila korban sedang menstruasi dia tetap merabai korban atau
apapun untuk memuaskan keinginannya. Bila korban menolak melayani atau sedang
tidak ingin disentuh maka Pelaku akan mengancam melakukan dengan orang lain
atau ancaman lainnya. Yang lebih parah lagi kalau Pelaku meminta korban
melayani orang lain atau memperdagangkan tubuh korban untuk mencari uang atau
mendapat keuntungan pribadi dan mengancam membunuhnya bila tidak mau
melakukannya.
Emotional
abuse:
Orang sering
berpikir bahwa kekerasan itu selalu kekerasan fisik. Ketika tidak ada luka dan
memar ditubuh bukan berarti kamu tidak mengalamai kekerasan. Banyak pasangan
yang menderita karena kekerasan emosional. Dan sayangnya kekerasan emosional
sering diabaikan dan dianggap tidak terjadi.
Memahami Emotional
Abuse :
Emotional abuse biasanya tujuannya adalah membuat pasangan
merasa tidak berharga dan tergantung. Korban akan merasa dia tidak bisa lepas
dari pasangannya dan merasa tidak bisa hidup tanpa dia. Emotional abuse seperti
membentak, mekata-katai kamu, menyalahkan kamu dan mempermalukan kamu.
Mengisolasi kamu, mengintimidasi dan mengontrol apa yang kamu boleh dan tidak.
Pelaku sering mengancam melakukan kekerasan fisik bila kamu tidak menturuti
keinginannya.
Orang sering
berfikir kekerasan fisik lebih parah daripada kekerasan emosional, karena
kekerasan fisik meninggalkan bukti yang bisa membuat kamu masuk ke rumah sakit
dan meninggalkan bekas. Tetapi luka batin itu lebih nyata dan dalam yang
efeknya bisa lebih parah daripada kekerasan fisik.
Ekonomi atau Financial abuse
Perlu diingat
tujuan pelaku kekerasan adalah mengontrol korban, dan salah satunya adalah
mengontrol ekonomi atau financial seperti
·
Selalu mengontrol keuanganmu
·
Memegang semua uangmu
·
Menghitung setiap pengeluaranmu
·
Mengambil uang simpananmu
·
Mengecek isi dompetmu
·
Mengatur kamu dalam mebeli kebutuhanmu (baju, uang
jajan, pulsa,dll)
·
Mengatur kamu harus kerja dimana, kalo dia nggak
suka maka kamu diminta untuk keluar dari pekerjaan itu.
Pelaku kekerasan menggunakan berbagai cara untuk
memanipulasi dan melemahkanmu.
·
Dominan : pelaku membutuhkan perasaan berkuasa di dalam relasi. Mereka akan
membuat semua keputusan, member perintah apa yang harus dilakukan dan tidak
boleh dilakukan dan berharap kamu mematuhi tanpa banyak tanya. Pelaku mungkin
akan memperlakukanmu seperti permbantu, bawahannya, anaknya atau barang
miliknya.
·
Humiliation : pelaku akan
melakukan apa saja untuk membuat kamu merasa buruk terhadap diri sendiri,
menghina kamu, mengatai kamu jelek sehingga kamu akan merasa bahwa diri kamu
memang buruk dan jelek. Kamu percaya bahwa diri kamu jelek dan tidak aka nada
orang lain yang mau dengan kamu dan hanya dia saja yang mau sama kamu.
Penghinaan, cacian, mempermalukanmu didepan umum adalah senjatanya untuk
membuat kamu rendah diri dan tak berdaya.
·
Isolasi : untuk
meningkatkan ketergantunganmu kepada dia, pelaku akan membatasi pergaulanmu dan
melarang kamu hang out. Dia akan mengantar jemput kamu ke tempat kerja atau
kemana saja. dan kamu harus minta ijin ke dia bila kamu akan keluar atau
bertemu dengan seseorang.
·
Ancaman : Pelaku
biasa menggunakan segala ancaman untuk membuatmu takut dan mematuhi dia. Mulai
dari ancaman akan memukul, menampar bahkan membunuhmu. Dia juga bisa mengancam
akan mendatangi orang tuamu, melaporkan ke Bos mu kalo kamu bekerja, kalo kamu
punya anak mengancam akan menyakiti anakmu. Atau bisa juga dia akan mengancam
menyakiti dirinya sendiri, menyilet tangannya, membenturkan kepalanya ditembok
dan mengancam bunuh diri.
·
Intimidasi
: Pelaku menggunakan berbagai cara unntuk mengintimidasi untuk menakuti
kamu, seperti dari cara dia menatap, sikapnya, membanting barang didepanmu,
merusak barang, menyakiti hewan peliharaanmu, membanting pintu. Pesan yang
jelas kalau kamu tidak mematuhi dia maka konsekuensinya adalah kekerasan itu.
·
Menyangkal
dan Menyalahkan : pelaku sangat pandai membuat alasan agar
dimaafkan. Mereka akan menyalahkan korban bahwa apa yang dilakukan itu karena
korban, atau alasan karena masa kecilnya yang tidak bahagia, atau dia sedang
sial. Dia akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan itu karena korban yang
memancing dia untuk melakukan. Korban yang menyebabkan dia jadi seperti itu.
dia akan mengatakan dulu dia tidak pernah seperti itu dan semua ini gara-gara
kamu yang menyebabkan dia jadi gampang
marah atau melakukan kekerasan. Semua kesalahan yang dia lakukan akan
dilimpahkan ke kamu dan dia merasa tidak bersalah.
Siklus kekerasan dalam relasi
Kekerasan dalam relasi selalui mempunyai pola yang
sama atau siklus kekerasan:
·
Abuse – Pelaku menunjukan perilaku agresif,
meremehkan atau perilaku yang kasar. Pelaku menunjukkan kekuatannya dan
menunjukan siapa yang berkuasa.
·
Guilt – setelah melakukan kekerasan biasanya dia akan
merasa bersalah, tetapi tidak berusaha berhenti. Dia hanya takut kalau
dilaporkan polisi atau takut bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu dengan
kamu.
·
Excuses – Pelaku mencari-cari alasan atas apa yang dia
lakukan dan membebankan semuanya ke pundak kamu dan tidak mau disalahkan atas
perilakunya.
·
“Normal" behavior — setelah itu dia
akan bersikap normal atau biasa seakan-akan tidak terjadi apa apa atau menjadi
baik sekali kepada kamu dan membuat suasana yang romantic dan menyenangkan yang
membuat kamu terlena dan percaya kalau dia sudah berubah.
·
Fantasy and planning – Pelaku mulai mempunyai
keinginan atau berfantasi kalau kamu telah melakukan kesalahan dan mulai
mencari cara bagaimana membalas dan member kamu pelajaran.
·
Set-up – Pelaku mulai mencari gara-gara dan memancing
pertengkaran, menciptakan suasan perang kembali dan menempatkan kamu sebagai
sasaran kekerasannya kembali.
Pelaku akan
meminta maaf dengan wajah penyesalan dan menunjukan rasa cinta dalam setiap
episode drama yang dilakukan sehingga membuat korban susah untuk
meninggalkannya. Dia membuat korban percaya bahwa pelaku sangat mencintai kamu
dan hanya kamu yang bisa mengerti keadaannya dan bisa menolong dia. Kamu dibuat
merasa kasihan akan dia dan dia akan berubah kali ini karena dia benar-benar
mencintai kamu. Padahal bahaya masih sama dan nyata tapi korban tidak
menyadarinya
Apa yang harus
kamu lakukan :
Keluar dari
siklus kekerasan memang tidak gampang dan diperlukan keberanian yang kuat. Kamu
pasti mengalami ketakutan, tergantung dengan pasangan. Kamu mengalami
ketidakpercayaan diri, merasa tidak berdaya, merasa bersalah dan lainnya.
Kumpulkan semua kekuatanmu dan mulai pelan-pelan merubah cara berpikirmu. Dan
yang penting untuk dingat adalah :
·
Kamu tidak pernah salah ata apa yang terjadi
·
Kamu bukan penyebab dia menjadi Pelaku kekerasan
·
Kamu berhak diperlakukan dengan baik dan dihargai
·
Kamu berhak untuk bahagia
·
Dan diluarsana pasti akan ada yang membantu kamu
Buat keputusan untuk keluar dari siklus
kekerasan :
1.
Hentikan pola pikir atau
perasaan yang bisa mendukung terulangnya kekerasan itu seperti :
-
Berpikir pelaku akan berhenti dan berubah : Jika kamu berharap Pelaku
akan berhenti dan berubah maka kamu selamanya tidak akan pernah bisa keluar dan
kejadian itu akan terus berulang.
-
Berpikir hanya kamu yang bisa menolong dia. Jika berpikir sepeti itu maka
kamu akan terjebak dalam permainan emosinya dan memberi kesempatan buat pelaku
untuk mengulangi lagi perbuatannya.
-
Merasa Kasihan dengan Pelaku: kamu merasa kasihan dengan pelaku dan
merasa kalau kamu tinggalkan dia, dia akan merana atau tidak bisa menolong
dirinya sendiri. Maka kamu akan terus menjadi korban permainan dia.
2.
Persiapkan Mental :
-
Tanamkan pada diri sendiri bahwa kamu Kuat dan Berharga, kamu layak
menikmati hidup lebih baik
-
Mulai untuk berpikir kritis dan melihat masa depanmu sendiri tanpa dia
-
Mulai tidak menggantungkan diri terhadap dia
-
Tanamkan pada diri sendiri kamu bisa hidup tanpa dia
-
Yakinlah bahwa kamu bisa keluar dari lingkaran setan ini
-
Yakinkan pada diri sendiri bahwa dia bukan cinta pada kamu tapi
menggunakan diri kamu untuk kesenangan dia.
-
Kumpulkan semua keberanian dan kekuatanmu
3.
Siapkan keadaan darurat :
-
Mulai menyimpan uang ditempat terpisah yang tidak diketahui oleh Pelaku
-
Pastikan ada teman yang bisa dihubungi untuk melarikan diri atau minta
bantuan
-
Catat atau hafalkan nomer-nomer penting yang bisa dihubungi atau minta
pertolongan
-
Punya tempat sementara untuk melarikan diri
-
Simpan surat-surat berharga ditempat terpisah (ijasah, atau surat
penting lainnya)
-
Mulai mencari tempat tinggal baru, nomer hp baru dan pekerjaan baru.
Tidak ada yang
bisa menolong diri kamu kalau kamu tidak ingin ditolong atau kalau kamu tidak
membuka diri untuk ditolong. Kegagalan menolong korban KDRT adalah mereka takut
untuk keluar dari siklus kekerasan dan mengalami Stockholm syndrome. Mereka jadi
terbiasa dengan kekerasan itu dan menganggap bahwa itu sudah nasibnya untuk
mengalami itu.
Kenali dan
Hentikan
Orang sering
merasa tidak peduli atau tidak ingin ikut campur dengan masalah atau urusan
orang lain. kita tidak mau repot atau mencari masalah, paling kita hanya
berkata “Kasihan ya Si A di KDRT” tetapi kita tidak berusa menolong atau
membantu dia keluar dari masalahnya. Apalagi kalau kita mengenal keduanya
dengan baik dan ada perasan nggak enak mencampuri urusan orang, nanti malah
kita yang kena! Tetapi dengan membiarkan, berarti kita juga mendukung Pelaku
melakukan kekerasan dan kita sama salahnya dengan Pelaku karena membiarkan
terjadi. Kita wajib membantu dan mencegah kekerasan itu terulang atau terjadi
kembali. Dengan kamu bertanya dan mensupport dia untuk keluar dari siklus
kekerasan kamu sudah menyelematkan seseorang. Secara garis besar yang bisa
dideteksi dari luar bila seseorang menerima kekerasan dalam relasinya adalah :
Gejala umum kekerasan dalam relasi
·
Dia kelihatan takut dengan pasangannya
·
Selalu menuruti apa yang dikatakan pasangannya
·
Selalu melapor kepada pasangan apa yang dia lakukan
·
Sering menerima telpon atau ancaman dari pasangan
·
Bercerita kalau pasangannya pencemburu, suka marah dan possessive
Tanda-tanda kekerasa fisik :
·
Sering terluka dan dan selalu mengatakan jatuh, atau kebentur
·
Sering bolos kerja, kuliah atau menghilang tanpa pesan
·
Menutupi luka dengan menggunakan baju atau kacamata
Tanda-tanda mengalami kekerasan secara
psikologis
·
Rendah diri, tidak percaya diri padahal biasanya dia orang yang PD
·
Terlihat berubah secara kepribadian, jadi pendiam dll
·
Depresi, mengalami kecemasan atau bahkan bunuh diri
Jika kamu
menemui tanda-tanda itu pada seseorang segera tanya apakah ada sesuatu yang
terjadi, tunjukan kepedulianmu, tawarkan bantuan, dengarkan ceritanya, dan memberi
dukungan. Jangan menunggu dia yang mencari anda, jangan menyalahkan atau
menghakimi, menekan dia. Berbicara secara pribadi dari hati ke hati, tunjukan
bahwa kamu tahu apa yang sedang terjadi. Yakinkan dia bahwa kamu akan selalu
ada buat dia kalau dia siap dan memerlukan bantuan. Perlu diingat pelaku
kekerasan sangat pandai mengkontrol korban dan memanipulasi korban. Dan korban
biasanya menjadi bingung apa yang harus dilakkan, merasa tak berdaya, takut dengan
pelaku kalau dia melakukan sesuatu korban akan menjadi marah dan melakukan
sesuatu yang tidak menyenangkan.
Bagaimana jika kita yang menjadi pelaku? Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perilaku yang tanpa sadar kita lakukan itu? Tolong dibalas ya mbak. Terimakasih.
ReplyDelete