Friday, February 8, 2013


Kekerasan dalam berelasi bisa terjadi kepada siapa saja, dimana saja dan kapan saja, tidak melihat kelas, status, gender, ras, usia, ekonomi. Kekerasan bisa seperti lingkaran setan dan kadang berulang terus menerus. Apalagi bila itu kekerasan dalam bentuk kekerasan psikologis yang tidak kelihatan atau berbekas secara fisik. Korban tidak menyadari kalau dia telah menjadi korban dan masih terus terperangkap dalam lingkaran kekerasan yang makin hari bisa makin bertambah parah sehingga dia tidak punya kekuatan untuk menghentikan.Kekerasan dalam relasi juga sering terjadi dalam pacaran  dan yang lebih parah mereka tidak bebas bercerita ke orang lain atau malu meminta bantuan ke orang lain. Maka kekerasan itu menjadi abadi sampai pelaku bosan dan memutuskan hubungan atau tertarik dengan korban yang lain.

Ada beberapa macam kekerasan yang akan saya bahas disini, kekerasan bisa saja terlihat atau bisa juga siksaan yang tidak terlihat secara nyata. Tulisan ini saya ambil dari berbagai sumber. Saya berharap bisa menjadi masukan buat kita semua dan menghentikan kekerasan dalam relasi.

Memahami kekerasan dan abuse dalam relasi/domestic
Apa itu Domestic abuse? Domestic abuse mungkin bisa diartikan siksaan domestik yang mungkin tidak disadari, terjadi ketika seseorang mencoba mengontrol dan mendominasi pasangan. Domestic abuse juga termasuk bagian dari kekerasan fisik yang disebut domestic violence
Domestic violence dan abuse tujuan utamanya adalah mengontrol dan mengendalikan hubungan. Pelaku tidak bermain adil, mereka biasanya membuat kamu takut, bersalah, malu dan mengintimidasi dan membuat kamu dalam cengkramannya. Mereka biasanya juga mengancam, menyakiti kamu atau orang disekelilingmu.

Domestic abuse seringkali berpindah dari ancaman verbal atau kekerasan verbal berubah menjadi kekerasan fisik. Dan kekerasan fisik yang akan menyebabkan cedera atau yang lebih berbahaya lagi. Sedangkan kekerasan emosional dalam relasi akan menyebabkan hilangnya rasa percaya diri, yang menyebabkan kecemasan, depresi dan membuat kamu merasa tidak berharga, terbuang, sakit. Tak seorangpun boleh merasakan ini oleh karena itu segera bebaskan diri kamu, kenali gejalanya dan situasinya. Dan segera mencari bantuan.

Tanda-tanda kekerasan dalam relasi
Ada beberapa tanda kekerasan dalam relasi. Yang paling jelas adalah perasaan takut terhadap pasangan. Jika kamu merasa takut bila berada didekatnya, slelau berhati-hati dalam berbicara, takut membuat dia marah. Ini adalah gejalah bahwa hubungan kalian itu tidak sehat. Gejala lainnya adalah bila pasangan selalu berkata kasar, membentak-bentak, berusaha mengontrol hidupmu dan kamu jadi merasa tidak berdaya, dan tertekan.

Dibawah ini ada beberapa pertanyaan apakah hubungan kalian itu termasuk abusive relationship atau bukan. Kalau jawabannya lebih banya iya maka kamu harus mulai waspada.

Tanda-tanda kamu dalam Relasi yang ABUSIVE
Pikiran dan Perasaan Kamu
Perilaku Pasangan
Apakah kamu:
Sering merasa takut terhadap pasangan?
Apakah pasanganmu:
Menghina dan mem bentak?
Sering menghindari topic yang bisa memancing marahnya?
Selalu mengkritik dan menjatuhkan kamu?
Merasa tidak pernah melakukukan sesuatu yang betul buat pasangan?
Memperlakukan kamu dengan buruk sehingga membuat kamu malu terhadap teman atau keluarga yang melihat?
Percaya kalau kamu layak disakiti dan diperlakukan tidak baik?
Mengabaikan kamu, merendahkan dan tidak menghargai apa yang sudah kamu lakukan?
Berpikir kalau kamu yang gila bukan dia?
Menyalahkan kamu atas perilaku kekerasannya?
Merasa hampa dan tak berdaya
Melihat kamu hanya sebagai barang miliknya dan obyek sex?
Perilaku kekerasan dan ancaman yang dilakukan pasangan
Perilaku pasangan yang suka mengontrol
Apakah pasanganmu:
Temperamental dan tak terduga?
Apakah pasanganmu:
Cemburu yang berlebihan dan possessive?
Menyakitimu, mengancam akan menyakiti atau membunuhmu?
Mengontrol  kemana kamu pergi atau melakukan apa?
Kalo kamu punya anak mengancam akan menyakiti anakmu atau melaporkan kekeluargamu?
Melarang kamu bertemu dengan temanmu atau keluargamu?
Mengancam akan bunuh diri bila kamu meninggakan dia?
Membatasi kamu menggunakan uang, HP, motor, mobil?
Memaksa kamu melakukan hubungan sex?
Selalu mengecek kamu berada dimana dengan siapa?
Merusak barang-barang milikmu?
memeriksa hp kamu, sms, bbm, email kamu?

Sexual Abuse dan violence :
Sexual Abuse sering tidak terdeteksi karena mereka biasanya malu untuk menceritakan ke orang lain. Pelaku sering memaksa melakukan hubungan sex meskipun korban tidak menginginkan. Bisa juga Pelaku selalu mengatakan bahwa tubuh korban jelek tidak seindah mantannya, atau berhubungan sex dengan korban tidak enak tetapi setiap hari minta melakukan hubungan sex. Atau dia mengatakan tubuh kamu bau atau sebagainya yang merendahkan dirimu. Bila korban sedang menstruasi dia tetap merabai korban atau apapun untuk memuaskan keinginannya. Bila korban menolak melayani atau sedang tidak ingin disentuh maka Pelaku akan mengancam melakukan dengan orang lain atau ancaman lainnya. Yang lebih parah lagi kalau Pelaku meminta korban melayani orang lain atau memperdagangkan tubuh korban untuk mencari uang atau mendapat keuntungan pribadi dan mengancam membunuhnya bila tidak mau melakukannya.  

Emotional abuse:
Orang sering berpikir bahwa kekerasan itu selalu kekerasan fisik. Ketika tidak ada luka dan memar ditubuh bukan berarti kamu tidak mengalamai kekerasan. Banyak pasangan yang menderita karena kekerasan emosional. Dan sayangnya kekerasan emosional sering diabaikan dan dianggap tidak terjadi.

Memahami Emotional Abuse :
Emotional abuse biasanya tujuannya adalah membuat pasangan merasa tidak berharga dan tergantung. Korban akan merasa dia tidak bisa lepas dari pasangannya dan merasa tidak bisa hidup tanpa dia. Emotional abuse seperti membentak, mekata-katai kamu, menyalahkan kamu dan mempermalukan kamu. Mengisolasi kamu, mengintimidasi dan mengontrol apa yang kamu boleh dan tidak. Pelaku sering mengancam melakukan kekerasan fisik bila kamu tidak menturuti keinginannya.
Orang sering berfikir kekerasan fisik lebih parah daripada kekerasan emosional, karena kekerasan fisik meninggalkan bukti yang bisa membuat kamu masuk ke rumah sakit dan meninggalkan bekas. Tetapi luka batin itu lebih nyata dan dalam yang efeknya bisa lebih parah daripada kekerasan fisik.

Ekonomi atau Financial abuse
Perlu diingat tujuan pelaku kekerasan adalah mengontrol korban, dan salah satunya adalah mengontrol ekonomi atau financial seperti
·         Selalu mengontrol keuanganmu
·         Memegang semua uangmu
·         Menghitung setiap pengeluaranmu
·         Mengambil uang simpananmu
·         Mengecek isi dompetmu
·         Mengatur kamu dalam mebeli kebutuhanmu (baju, uang jajan, pulsa,dll)
·         Mengatur kamu harus kerja dimana, kalo dia nggak suka maka kamu diminta untuk keluar dari pekerjaan itu.

Pelaku kekerasan menggunakan berbagai cara untuk memanipulasi dan melemahkanmu.
·         Dominan : pelaku membutuhkan perasaan berkuasa di dalam relasi. Mereka akan membuat semua keputusan, member perintah apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan dan berharap kamu mematuhi tanpa banyak tanya. Pelaku mungkin akan memperlakukanmu seperti permbantu, bawahannya, anaknya atau barang miliknya.
·         Humiliation : pelaku akan melakukan apa saja untuk membuat kamu merasa buruk terhadap diri sendiri, menghina kamu, mengatai kamu jelek sehingga kamu akan merasa bahwa diri kamu memang buruk dan jelek. Kamu percaya bahwa diri kamu jelek dan tidak aka nada orang lain yang mau dengan kamu dan hanya dia saja yang mau sama kamu. Penghinaan, cacian, mempermalukanmu didepan umum adalah senjatanya untuk membuat kamu rendah diri dan tak berdaya.
·         Isolasi : untuk meningkatkan ketergantunganmu kepada dia, pelaku akan membatasi pergaulanmu dan melarang kamu hang out. Dia akan mengantar jemput kamu ke tempat kerja atau kemana saja. dan kamu harus minta ijin ke dia bila kamu akan keluar atau bertemu dengan seseorang.
·         Ancaman : Pelaku biasa menggunakan segala ancaman untuk membuatmu takut dan mematuhi dia. Mulai dari ancaman akan memukul, menampar bahkan membunuhmu. Dia juga bisa mengancam akan mendatangi orang tuamu, melaporkan ke Bos mu kalo kamu bekerja, kalo kamu punya anak mengancam akan menyakiti anakmu. Atau bisa juga dia akan mengancam menyakiti dirinya sendiri, menyilet tangannya, membenturkan kepalanya ditembok dan mengancam bunuh diri.
·         Intimidasi : Pelaku menggunakan berbagai cara unntuk mengintimidasi untuk menakuti kamu, seperti dari cara dia menatap, sikapnya, membanting barang didepanmu, merusak barang, menyakiti hewan peliharaanmu, membanting pintu. Pesan yang jelas kalau kamu tidak mematuhi dia maka konsekuensinya adalah kekerasan itu.
·         Menyangkal dan Menyalahkan : pelaku sangat pandai membuat alasan agar dimaafkan. Mereka akan menyalahkan korban bahwa apa yang dilakukan itu karena korban, atau alasan karena masa kecilnya yang tidak bahagia, atau dia sedang sial. Dia akan mengatakan bahwa apa yang dilakukan itu karena korban yang memancing dia untuk melakukan. Korban yang menyebabkan dia jadi seperti itu. dia akan mengatakan dulu dia tidak pernah seperti itu dan semua ini gara-gara kamu yang menyebabkan dia jadi  gampang marah atau melakukan kekerasan. Semua kesalahan yang dia lakukan akan dilimpahkan ke kamu dan dia merasa tidak bersalah.

Siklus kekerasan dalam relasi
Kekerasan dalam relasi selalui mempunyai pola yang sama atau siklus kekerasan:

·         Abuse – Pelaku menunjukan perilaku agresif, meremehkan atau perilaku yang kasar. Pelaku menunjukkan kekuatannya dan menunjukan siapa yang berkuasa.
·         Guilt –  setelah melakukan kekerasan biasanya dia akan merasa bersalah, tetapi tidak berusaha berhenti. Dia hanya takut kalau dilaporkan polisi atau takut bertanggung jawab kalau terjadi sesuatu dengan kamu.
·         Excuses – Pelaku mencari-cari alasan atas apa yang dia lakukan dan membebankan semuanya ke pundak kamu dan tidak mau disalahkan atas perilakunya.
·         Normal" behavior — setelah itu dia akan bersikap normal atau biasa seakan-akan tidak terjadi apa apa atau menjadi baik sekali kepada kamu dan membuat suasana yang romantic dan menyenangkan yang membuat kamu terlena dan percaya kalau dia sudah berubah.
·         Fantasy and planning – Pelaku mulai mempunyai keinginan atau berfantasi kalau kamu telah melakukan kesalahan dan mulai mencari cara bagaimana membalas dan member kamu pelajaran.
·         Set-up – Pelaku mulai mencari gara-gara dan memancing pertengkaran, menciptakan suasan perang kembali dan menempatkan kamu sebagai sasaran kekerasannya kembali.

Pelaku akan meminta maaf dengan wajah penyesalan dan menunjukan rasa cinta dalam setiap episode drama yang dilakukan sehingga membuat korban susah untuk meninggalkannya. Dia membuat korban percaya bahwa pelaku sangat mencintai kamu dan hanya kamu yang bisa mengerti keadaannya dan bisa menolong dia. Kamu dibuat merasa kasihan akan dia dan dia akan berubah kali ini karena dia benar-benar mencintai kamu. Padahal bahaya masih sama dan nyata tapi korban tidak menyadarinya

Apa yang harus kamu lakukan :
Keluar dari siklus kekerasan memang tidak gampang dan diperlukan keberanian yang kuat. Kamu pasti mengalami ketakutan, tergantung dengan pasangan. Kamu mengalami ketidakpercayaan diri, merasa tidak berdaya, merasa bersalah dan lainnya. Kumpulkan semua kekuatanmu dan mulai pelan-pelan merubah cara berpikirmu. Dan yang penting untuk dingat adalah :
·         Kamu tidak pernah salah ata apa yang terjadi
·         Kamu bukan penyebab dia menjadi Pelaku kekerasan
·         Kamu berhak diperlakukan dengan baik dan dihargai
·         Kamu berhak untuk bahagia
·         Dan diluarsana pasti akan ada yang membantu kamu

Buat keputusan untuk keluar dari siklus kekerasan :
1.       Hentikan pola pikir atau perasaan yang bisa mendukung terulangnya kekerasan itu seperti :
-        Berpikir pelaku akan berhenti dan berubah : Jika kamu berharap Pelaku akan berhenti dan berubah maka kamu selamanya tidak akan pernah bisa keluar dan kejadian itu akan terus berulang.
-        Berpikir hanya kamu yang bisa menolong dia. Jika berpikir sepeti itu maka kamu akan terjebak dalam permainan emosinya dan memberi kesempatan buat pelaku untuk mengulangi lagi perbuatannya.
-        Merasa Kasihan dengan Pelaku: kamu merasa kasihan dengan pelaku dan merasa kalau kamu tinggalkan dia, dia akan merana atau tidak bisa menolong dirinya sendiri. Maka kamu akan terus menjadi korban permainan dia.

2.       Persiapkan Mental :
-        Tanamkan pada diri sendiri bahwa kamu Kuat dan Berharga, kamu layak menikmati hidup lebih baik
-        Mulai untuk berpikir kritis dan melihat masa depanmu sendiri tanpa dia
-        Mulai tidak menggantungkan diri terhadap dia
-        Tanamkan pada diri sendiri kamu bisa hidup tanpa dia
-        Yakinlah bahwa kamu bisa keluar dari lingkaran setan ini
-        Yakinkan pada diri sendiri bahwa dia bukan cinta pada kamu tapi menggunakan diri kamu untuk kesenangan dia.
-        Kumpulkan semua keberanian dan kekuatanmu

3.       Siapkan keadaan darurat :
-        Mulai menyimpan uang ditempat terpisah yang tidak diketahui oleh Pelaku
-        Pastikan ada teman yang bisa dihubungi untuk melarikan diri atau minta bantuan
-        Catat atau hafalkan nomer-nomer penting yang bisa dihubungi atau minta pertolongan
-        Punya tempat sementara untuk melarikan diri
-        Simpan surat-surat berharga ditempat terpisah (ijasah, atau surat penting lainnya)
-        Mulai mencari tempat tinggal baru, nomer hp baru dan pekerjaan baru.

Tidak ada yang bisa menolong diri kamu kalau kamu tidak ingin ditolong atau kalau kamu tidak membuka diri untuk ditolong. Kegagalan menolong korban KDRT adalah mereka takut untuk keluar dari siklus kekerasan dan mengalami Stockholm syndrome. Mereka jadi terbiasa dengan kekerasan itu dan menganggap bahwa itu sudah nasibnya untuk mengalami itu. 

Kenali dan Hentikan
Orang sering merasa tidak peduli atau tidak ingin ikut campur dengan masalah atau urusan orang lain. kita tidak mau repot atau mencari masalah, paling kita hanya berkata “Kasihan ya Si A di KDRT” tetapi kita tidak berusa menolong atau membantu dia keluar dari masalahnya. Apalagi kalau kita mengenal keduanya dengan baik dan ada perasan nggak enak mencampuri urusan orang, nanti malah kita yang kena! Tetapi dengan membiarkan, berarti kita juga mendukung Pelaku melakukan kekerasan dan kita sama salahnya dengan Pelaku karena membiarkan terjadi. Kita wajib membantu dan mencegah kekerasan itu terulang atau terjadi kembali. Dengan kamu bertanya dan mensupport dia untuk keluar dari siklus kekerasan kamu sudah menyelematkan seseorang. Secara garis besar yang bisa dideteksi dari luar bila seseorang menerima kekerasan dalam relasinya adalah :

Gejala umum kekerasan dalam relasi
·         Dia kelihatan takut dengan pasangannya
·         Selalu menuruti apa yang dikatakan pasangannya
·         Selalu melapor kepada pasangan apa yang dia lakukan
·         Sering menerima telpon atau ancaman dari pasangan
·         Bercerita kalau pasangannya pencemburu, suka marah dan possessive

Tanda-tanda kekerasa fisik :
·         Sering terluka dan dan selalu mengatakan jatuh, atau kebentur
·         Sering bolos kerja, kuliah atau menghilang tanpa pesan
·         Menutupi luka dengan menggunakan baju atau kacamata

Tanda-tanda mengalami kekerasan secara psikologis
·         Rendah diri, tidak percaya diri padahal biasanya dia orang yang PD
·         Terlihat berubah secara kepribadian, jadi pendiam dll
·         Depresi, mengalami kecemasan atau bahkan bunuh diri

Jika kamu menemui tanda-tanda itu pada seseorang segera tanya apakah ada sesuatu yang terjadi, tunjukan kepedulianmu, tawarkan bantuan, dengarkan ceritanya, dan memberi dukungan. Jangan menunggu dia yang mencari anda, jangan menyalahkan atau menghakimi, menekan dia. Berbicara secara pribadi dari hati ke hati, tunjukan bahwa kamu tahu apa yang sedang terjadi. Yakinkan dia bahwa kamu akan selalu ada buat dia kalau dia siap dan memerlukan bantuan. Perlu diingat pelaku kekerasan sangat pandai mengkontrol korban dan memanipulasi korban. Dan korban biasanya menjadi bingung apa yang harus dilakkan, merasa tak berdaya, takut dengan pelaku kalau dia melakukan sesuatu korban akan menjadi marah dan melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. 

1 comments:

  1. Bagaimana jika kita yang menjadi pelaku? Apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan perilaku yang tanpa sadar kita lakukan itu? Tolong dibalas ya mbak. Terimakasih.

    ReplyDelete