Thursday, September 5, 2013

Begitu banyak buku yang mengajarkan bagaimana menjadi pemenang, menjadi besar, menuju sukses, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan keberhasilan. Entah itu keberhasilan orang lain atau cara-cara menuju kesana. Akan tetapi hampir tidak ada yang menulis tentang kegagalan, kekalahan, ketidakberhasilan, menjadi pecundang atau sejenisnya. Kegagalan, ketidak berhasilan, menjadi pecundang dan sejenisnya seakan akan menjadi sesuatu yang menakutkan dan harus disingkirkan dari pikiran dan kamus kita. Dan tanpa sadar kita telah menjadi salah satu pecundang. Mungkin saja kita berpikiran besar, mempunyai angan-angan yang tinggi, selalu mempunyai keinginan untuk sukses, pengen menjadi kaya raya. Akan tetapi kita tidak pernah mempunyai tenaga untuk bisa mewujudkannya. Kita seperti terpaku dan hanya diam sambil bermimpi. Mulailah bertanya apakah aku ini seorang pecundang? Cari tahu apakah aku mempunyai tanda-tanda untuk menjadi seorang pecundang. Bukankah untuk memenangkan sesuatu kita harus mengetahui kekuatan dan kekurangan kita?  Bagaimanakah sebenarnya ciri-ciri seorang pecundang? Inilah beberapa ciri-ciri seorang pecundang.

Yang selalu menyalahkan orang lain.
Seorang pecundang bila mengalami kegagalan akan selalu menyalahkan orang lain dan membenarkan diri sendiri. Seorang atlit yang kalah akan menyalahkan pelatihnya yang tidak memberi instruksi dengan baik atau wasitnya yang dianggap curang; Seseorang yang putus cinta akan menuduh pacarnya yang salah, menuduh pacarnya menyeleweng atau tidak setia, menuduh pacarnya matre. Kalau tidak lulus sekolah menyalahkan gurunya yang tidak bisa mengajar, pelajarannya terlalu sulit. Keluarga tidak mendukung dia untuk sekolah. Kalau bisnisnya gagal menyalahkan orang tua yang bukan dari keturunan pengusaha. Menyalahkan rekan bisnis yang tidak becus atau tidak baik. Tetapi mereka tidak mencari penyebab kegagalan itu dan memperbaiki atau menerima kegagalan dan bangkit.

Yang Selalu menyalahkan keadaan.
Seorang pecundang akan selalu menyalahkan keadaan atas kegagalannya. Misalnya bila dia tidak berhasil dalam hidupnya karena dia terlahir miskin sehingga dia tidak bisa sesukses orang lain. Dia putus sekolah karena suasana sekolahnya tidak menyenangkan. Dia tidak bekerja atau gagal dalam usaha karena keadaan yang tidak berpihak kepada dia.Dia tidak bisa mengerjakan tugas sekolah karena harus bekerja. Dia tidak bisa sekolah kaerna harus bekerja mencari uang. Padahal kalau kita mau berusaha pasti ada jalan, begitu banyak jalan menuju keberhasilan kita hanya perlu keberanian untuk menggapai keberhasilan. Kita perlu mencari tahu bagaimana caranya agar bisa. Kalau ada orang lain bisa maka kita juga pasti bisa.

Yang selalu menunda sesuatu.
Seorang pecundang akan selalu menunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang atau hari ini. Karena menganggap besok masih ada waktu dan hari ini tidak baik untuk bekerja. Misalnya dia menunda  melamar perkerjaan karena hari terlalu panas atau sedang hujan; dia malas melakukan pekerjaan karena merasa capai dan malas. dia selalu merasa kenapa harus buru-buru toh masih ada hari esok. Selalu saja ada alasan untuk menunda-nunda pekerjaan. Padahal dengan menyelesaikan pekerjaan atau tugas kita bisa melakukan hal lain atau memeriksa kembali tugas kita sehingga bila ada kesalahan kita bisa segera memperbaiki.

Yang selalu menunggu.
Seorang pecundang selalu menunggu kesempatan bukan mencari kesempatan atau peluang untuk maju. Misalnya dia menunggu seseorang untuk menawari pekerjaan bukan dia yang berusaha mencari atau melamar pekerjaan. Pengen jadi pengusaha tetapi tidak pernah berusaha memulai, dengan alasan menunggu punya modal uang yang banyak padahal dia sudah punya cukup modal untuk memulai. Menunggu orang lain untuk mengajak membuka usaha. Dia selalu menunggu orang lain untuk bertindak untuk dia. tidak mempunyai inisiatif untuk merubah dirinya menjadi lebih baik.

Yang selalu minta diperhatikan
Seorang pecundang akan selalu mencari perhatian atau minta diperhatikan dari orang-orang disekitarnya entah itu dengan tingkah lakunya yang over atau selalu merasa dirinya tidak sehat atau sakit, misalnya setiap hari dia selalu merasa tidak enak badan, hari ini sakit a besok sakit b padahal diperiksakan ke dokter tidak ada penyakitnya; Dia selalu minta diperhatikan pasangannya bila tidak dia akan merasa sakit secara fisik atau dia bertingkah laku aneh; selalu merasa haus akan kasih sayang. Selalu ingin menjadi pusat perhatian. Bila dalam berteman lebih suka diperhatikan daripada memperhatikan.

Yang selalu minta dikasihani
Seorang pecundang akan selalu mengasihani diri sendiri atau merasa malang nasibnya dan selalu ingin dikasihani. Dia akan selalu menceritakan kemalangannya, kesedihannya sehingga orang akan merasa kasihan. Dia selalu mengasihani diri sendiri karena kegagalannya atau selalu bernasib malang. Dia merasa bahwa dirinya mempunyai banyak penyakit dan hidupnya tidak panjang atau berumur pendek. Dia merasa hidupnya sangat sengsara, atau merasa menjadi orang yang paling susah dunia. Dia merasa tidak memiliki apa-apa, merasa menjadi orang yang paling miskin dan menderita. Dia akan selalu merasa tidak ada yang mencintai dan  merasa kesepian.padahal masih banyak orang yang hidupnya lebih susah dan menderita daripada dia.

Yang tidak mempunyai semangat dalam hidupnya
Seorang pecundang akan selalu takut untuk menghadapi tantangan, tidak mempunyai semangat untuk memperjuangkan hidupnya. Bila ada sedikit hambatan didepannya maka dia akan menyerah dan tidak berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Dia akan selalu pasrah dengan keadaan dan menunggu nasib. Dia akan selalu menyalahkan nasib atas kegagalannya bukan memperjuangkannya. Dia menantap dunia dengan kacamata yang gelap sehingga kehidupannya selalu tersaput awan yang gelap. Dia tidak mempunyai semangat untuk berjuang.

Menjadi orang yang gagal atau pecundang itu sangat mudah tetapi menjadi orang yang berhasil dan dapat bangkit dari kegagalan itu yang sulit. Kadang kita tidak menyadari bahwa kita itu pecundang, karena kita terlalu menikmati dan senang menjadi pecundang. Kita kadang takut akan perubahan dan selalu nyaman di tempat kita berada (comfort zone). Keberhasilan dan kegagalan semua berada ditangan kita. Apakah kita ingin berhasil atau ingin menjadi pecundang. Keberhasilan tidak datang begitu saja dan kita tetap akan menjadi pecundang kalau kita tidak menyadarinya dan tidak mengubahnya. Sekarang saatnya anda bertanya pada diri sendiri, am I a Loser? Apakah kita ingin tetap menjadi Pecundang? Mari kita mulai membangun diri untuk menjadi yang terbaik. Jangan pernah takut untuk mencoba atau memulai. Bila kita mengalami kegagalan segera pelajari apa yang menyebabkan kita gagal lalu bangkit dan perbaiki.  Bebaskan dirimu dari segala penghambat yang ada dalam pikiranmu. Bangun kekuatanmu dan mulailah mempecayai dirimu kalau kamu bisa melakukan yang terbaik. And never ever give up! Because you can achieve everthing you want no matter who you are. You can do it!


You become a worrier by practicing worry. You can become free of worry by practicing the opposite and stronger habit of faith. With all the strength and perseverance you can command, start practicing faith.

2 comments:

  1. Ya Bu Poedjiati , pengalaman adalah guru bagi saya dan menjadikannya pembelajaran untuk menjadi lebih baik.
    Saya pasti Bisa !!! :)

    ReplyDelete
  2. benar ibu,sesuai kenyataan yang pernah saya alami.dan itu membuat saya ingin lebih baik dan disiplin lagi

    ReplyDelete