Thursday, December 12, 2013



Saya dulu sering salah-salah atau bingung bila menulis di atau ke. Kata depan ini disambung atau terpisah. Apalagi tidak ada yang memberitahu sampai akhirnya sadar ketika ikut latihan menulis dan mendapat coaching dari Erni Julia Kok. Banyak orang yang juga sering atau tidak sadar melakukan kesalahan ini dalam menulis kata depan. Saya hanya ingin berbagi mengenai kata depan buat teman-teman pembaca blogger.

Pada kata “di” dan “ke” yang diikuti kata tempat atau merunjuk pada tempat, awalan “di” dan “ke”dipisah dengan kata pengikutnya. Misalnya : di pasar, ke pasar, di rumah, di sekolah, ke sekolah, di wajah, di sana, di sini, di luar, di mana, ke sana

Ada beberapa kata yang memiliki arti berbeda  bila ditulis terpisah. Dan kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi sebagai kata benda (penunjuk tempat) sekaligus kata kerja. Berikut contohnya :
Dibalik = bentuk pasif dari Membalik
Di balik = di bagian sebaliknya
Dikarantina = bentuk pasif dari Mengarantina
Di karantina = di (tempat) karantina
Disalib = bentuk pasif dari Menyalib
Di salib = di (atas) salib
dan lain-lain,

Beberapa kata dapat diberi konfiks “di-kan”, misalnya “diseberangkan”, atau konfiks “di-i”, misalnya “diawali”. Sedangkan untuk penulisan ‘ke-’ yang digabung dengan kata lain adalah kepada, kemari, dan keluar (sebagai lawan kata “masuk”, untuk lawan kata “ke dalam”, penulisan harus dipisah, “ke luar”).
“kemeja” (baju), yang artinya berbeda dari “ke meja” yang artinya menuju meja.
Untuk menunjuk pada suatu bilangan ordinal, gunakan awalan ‘ke-’ (kedua anak ini, kelima buku itu)
Untuk menunjuk pada suatu bilangan kardinal, gunakan kata depan ‘ke’ (anak ke-2, buku ke-5)
Beberapa kata dapat diberi konfiks “dike-kan”, misalnya “depan”->”dikedepankan”, “mana”->”dikemanakan”, “samping”->”dikesampingkan”, atau konfiks “ke-an”, misalnya “dalam”->”kedalam, kedalaman”

Ada lagi yang juga kata yang sering membuat bingung disambung atau dipisah yaitu : Partikel
·         Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apalah gunanya bersedih hati?

·         Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika Ayah membaca di teras, Adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
 Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
 Bagaimanapun juga, tugas itu akan diselesaikannya.
Baik laki laki maupun perempuan ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum selesai, hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun sederhana, rumah itu tampak asri.

·         Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.

Bila ingin belajar yang lebih lengkap tentang Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan bisa klik https://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan
               

0 comments:

Post a Comment