Ketika menjadi mahasiswa
Psikologi belajar alat tes kepribadian adalah sesuatu yang membuat kita excited. Kami
belajar bermacam alat tes kepribadian itu untuk melihat kepribadian seseorang. Kami belajar menggunakan alat tes kepribadian
psikologi yang dibutuhkan keahlian khusus dan ketelitian. Macam alat tes
kepribadian yang harus dikuasai antara lain Tes Grafis, Drwaing a Person, Tree,
House Tree and Person. Tes Warteg, Tes EPPS, Tes MBTI dan masih banyak lainnya
yang mempunyai kelebihan dan kekurangannya sendiri.
Saya mempunyai pengalaman dengan berbagai macam alat
tes kepribadian. Hal tersebut terjadi ketika dahalu saya menjadi seorang Manager HRD di sebuah
perusahaan dan ketika saya masih aktif di Bina Grahita Mandiri. Saya harus berkutat dengan alat alat test untuk
melihat kepribadian seseorang dalam menyeleksi calon karyawan. Kadang alat tes
kepribadian itu tidak sepenuhnya tepat sehingga kita harus menggali lebih dalam
informasi dari calon karyawan tersebut dengan interview atau bertanya dengen
referensi yang calon berikan. Sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
menggali informasi dari orang tersebut.
Namun sekarang di era
internet dan social media yang semakin canggih dan berkembang pesat, kita akan
lebih mudah mencari informasi seseorang dengan internet kita cukup google nama
orang tersebut dan akan keluar informasinya. Tetapi bila kita ingin tahu lebih
dalam kita bisa melihat kepribadian orang tersebut melalui Facebook. Apalagi
hampir setiap anak muda usia bekerja atau yang masih kuliah memiliki account
Facebook. Kita juga tahu bagaimana orang Indonesia yang addicted dengan
Facebook atau jejaring sosial dan hampir selalu meng-update status mereka
setiap saat. Hal ini semakin mempermudah kita melihat bagaimana atau seperti
apa kehidupannya.
Ketika saya ingin melihat
kepribadian orang tersebut, saya cukup datang ke wall pribadinya, melihat
apakah orang tersebut emosional atau labil? Bagaimana responnya ketika
menghadapi konflik? Misalnya seberapa sering dia marah-marah dengan orang lain,
entah itu temannya, pacarnya, pengendara motor, atau kondisi cuaca, entah itu
hujan, panas atau gerimis, dan lain lain. Bisa juga kita melihat reaksinya
ketika dia sedang bertengkar dengan pacarnya. Apakah dia menjelek-jelekan
pacarnya atau meratapi pacarnya? Kalau dia sudah pernah bekerja, Apakah
dia pernah bermasalah dengan tempat kerja sebelumnya? Menjelek-jelekan atasan
atau rekan kerjanya? Sering merasa kesal dengan customer atau suplier? Dan semacamnya.
Kita juga dapat melihat
apakah orang tersebut seorang yang berpikiran positif atau negatif dalam
menghadapi suatu situasi. Kita bisa dapat melihat dari update statusnya atau
komen terhadap sebuah peristiwa. Misalnya, ketika ada berita kecelakaan bis,
orang yang berpikiran positif akan mendoakan keselamatan penumpangnya. Namun
berkebalikan denga apa yang dilakukan oleh orang yang berpikiran negatif,
yang akan langsung menyalahkan sopirnya. Orang yang berpikiran negatif akan
mempunyai kecenderungan memberikan komentar yang negatif atau cenderung
mengunggah informasi yang berisi keluhan atau hujatan, entah itu karena hujan,
ban kempes, jalan yang macet atau segala status yang Demotivasional. Bahkan
bisa dikatakan kurang bisa mensyukuri apa yang dia punya.
Selain itu, di Facebook
banyak sekali permainan tes kepribadian atau tes kecerdasan dan semacamnya.
Kita bisa melihat bagaimana komentar orang tersebut terhadap tes yang dia
kerjakan itu apakah dia merasa cocok seperti yang ditulis atau tidak. Kalau dia
mengatakan bahwa tes itu memang benar seperti dirinya, maka kita akan tahu
bahwa itulah persepsi tentang dirinya. Kita bisa membandingkan apakah
diskripsinya itu cocok dengan karakter orang tersebut atau tidak.
Dari facebook kita juga
bisa mengetahui buku apa yang sudah dia baca, film, artis, musik dan juga
bagaimana pemikiran dia tentang suatu hal. Dari buku yang dia baca kita akan
tahu bagaimana pandangan orang tersebut. Seberapa cerdas dia atau bagaimana
opininya terhadap suatu hal. Bagaimana pola pikirnya, apakah dia seorang yang
logis, kritis, rasional atau sebaliknya.
Kita juga dapat dengan
mudah mengetahui pandangan politik seseorang melalui Facebook. Apalagi kita
baru saja menyelenggarakan Pemiluhan Umum untuk anggota legislative dan
presiden yang luar biasa pengaruhnya di Facebook. Kita dengan mudah dapat
melihat bagaimana pandangan, sikap maupun preverensi politik orang tersebut. Kita
bisa mengetahui siapa yang dia dukung? Apakah dia orang fanatik dan mendukung
dengan membabi buta atau cukup realistis. Bagaiamana pendapatnya dalam masa
kampanye.
Selain itu kita juga bisa
melihat apakah orang tersebut family(wo)man atau bukan. Bagaimana tingkat
keharmonisan hubungan keluarganya juga akan tercermin dalam Facebook. Seberapa
sering dia posting foto keluarganya, orang terdekatnya, binatang kesayangannya?
Apakah dia mempunyai hambatan hubungan dengan keluarga atau dengan orang
terdekat? Apakah dia seorang yang anti sosial atau orang yang suka
bersosialisasi dengan orang lain. Apakah dia sedang jomblo dan membutuhkan
pasangan atau tidak?
Lewat Facebook pula kita
bisa melihat bidang atau pekerjaan yang diminati orang tersebut dari informasi
yang diunggah atau dibagi. Kalau orang tersebut menyukai desain, maka dia akan
sering mengunggah atau membagi hal-hal mengenai desain. Kalau orang tersebut
menyukai sesuatu yang spiritual maka yang diunggahadalah hal-hal yang
spiritual. Atau kalau menyukai masak memasak maka yang diunggah adalah hasil
masakannya, resep-resp masakan dan lain lain.
Orang memang sering tidak
sadar dan tidak pernah berpikir ketika mengunggah apapun di facebook. Semua
perasaan baik itu senang, sedih, marah, kesal dan tersalurkan dengan baik di
Facebook. Mereka tidak pernah berpikir bahwa apa yang diunggah itu bisa menjadi
"brand" atau citra bagi
dirinya. Mungkin, sekarang saatnya bagi kita untuk mulai berhati-hati dalam
mengunggah berbagai informasi terkait dengan hal yang pribadi di Facebook.
Namun, jika Anda merasa tidak ada yang perlu ditutupi dan memang itulah diri
Anda yang sebenarnya, maka itu menjadi pilihan Anda. Yang diperlukan adalah
kesiapan diri untuk menghadapi konsekuensi ketika pilihan yang diambil adalah
menjadi buku yang terbuka dimana setiap orang bisa membacanya dan
memberikan komentar. It’s your choice and every choice has consequences
The 'self-image' is the key to human
personality and human behavior. Change the self image and you change the
personality and the behavior.
Maxwell Maltz
0 comments:
Post a Comment