Dalam perjalanan ke
Mexico di pesawat saya membaca harian Kompas. Di koran tersebut saya menemukan
tulisan Rhenald Kasali. Tulisan yang menarik tentang Pendidikan dan Rantai
Kemiskinan. Dalam tulisannya Rhenald Kasali menjelaskan bahwa sekolah atau
pendidikan di sekolah tidak bisa memutuskan rantai kemiskinan di masyarakat.
Karena sistem pendidikan disini terlalu kognitif dan membebani. Seorang sarjana
belum bisa bekerja karena ketika kuliah hanya diajarkan tentang teori.
Begitupula dengan anak orang kaya belum tentu bisa meneruskan bisnis
keluarganya dan bisa mempertahankan karena mereka tidak pernah dilatih atau
diajarkan.
Rhenald Kasali juga
mengutip James Heckman penerima Nobel tahun 2000. Yang mengatakan variabel
variabel nonkognitif yang tidak diberikan di sekolah justru menjadi
keberhasilan seseorang untuk memutus mata rantai kemiskinan. Variabel itu
adalah keterampilan meregulasi diri, mulai dari mengendalikan perhatian dan
perbuatan, sampai kemampuan mengelolah daya tahan (persistensi), menghadapi tekanan,
menunda kenikmatan, ketekunan menghadapi kejenuhan, dan kecenderungan untuk
menjalankan rencana.
Sebetulnya bukan hanya
pendidikan nonkognitif saja yang diperlukan seorang anak tapi juga dukungan dan
perhatian orang tua akan pendidikan di rumah. Saya jadi teringat ketika ada
seorang ibu yang meminta saya untuk menghipnotis anaknya agar menjadi pintar
dan nilainya bagus di sekolah. Ketika saya mengajak anaknya saya menemukan
bahwa ibunya tidak pernah perhatian dan
selalu bertengkar dengan Ayahnya. Banyak sekali orang tua yang menuntut anaknya
untuk mendapat nilai yang tinggi. Anak diikutkan segala macam les untuk
menunjang nilai, kalau perlu les dengan guru kelasnya. Mereka dipaksa belajar
tanpa diajarkan kenapa mereka harus belajar dan tanpan mengerti apa yang
dipelajari.
Teman saya juga bercerita
kalau mahasiswanya tidak mampu kuliah di Interior Arsitek, tapi ibunya memaksa
dia terus kuliah. Padahal sudah dijelaskan kalau anaknya tidak mempunyai
kemampuan dan pemahaman logika tentang arsitek. Nilainya beberapa semester awal
ini selalu jelek dan ada kemungkinan kalau dilanjutkan anak tersebuta akan
tidak mampu. Sang ibu tetap memaksa dan berargumen anaknya kurang rajin belajar
padahal anaknya ingin kuliah di visual comunication design. Pernah juga ada
seorang mahasiswa yang menghadap ke saya mengatakan tidak mau jadi leader pada
sebuah project entrepreneur. Katanya dia kuliah karena dipaksa orang tuanya.
Saya merasa Kuliah di
Universitas Ciputra tempat saya mengajar sangat bagus karena disana ada mata
kuliah Entrepreneur. Dimana mahasiswa dididik dan praktek untuk menjadi
Entrepreneur. Tapi mahasiswa tidak akan bisa menjadi Entrepreneur kalau dia
sendiri tidak menginginkan, tidak menyadari pentingnya itu buat dirinya.
Apalagi bila tidak ada dukungan dari orang tua. Orang tua hanya memasukan ke
Universitas dan berharap anaknya bisa menjadi Entrepreneur. Menurut survey yang
dilakukan dosen psikologi UC; bu Jenny
bahwa salah satu faktor keberhasilan mahasiswa bila dia merasa mendapat
dukungan baik dari orang tua maupun dosen.
Orang tua sering kali
memaksakan kehendaknya kepada anak tanpa memberikan pilihan atau penjelasan
kenapa. Sebetulnya pendidikan yang utama itu dimulai dari keluarga sebelum
sekolah. Dukungan orang tua sangat menunjang keberhasilan sang anak. Selain
dukungan, orang tua adalah role model pertama bagi anak sebelum dia menemukan
role model lain. orang tua sering tidak sadar dan melemparkan tanggung jawab
pendidikan anak ke sekolah. Ketika anak nilainya jelak mereka tidak mencari
tahu apa yang menyebabkan dia nilainya jelek? Tapi langsung memanggil guru les
atau mengikutkan bimbingan belajar. Anak tidak pernah diajak diskusi apa
kesulitannya tapi yang ada justru dimarahi, dikatakan bodoh, nakal dan lain
sebagainya.
Setiap anak itu unik, begitupula
dengan kemampuan dia menerima pelajaran, bersosialisasi di sekolah atau dengan
temannya. Bagaimana dia menghadapi tantangan? Bagaimana dia mengendalikan
dirinya? Kalau orang tua tidak mempunyai kedekatan dengan anak bagaimana orang
tua tahu karakter anaknya. Kalau orang tua tidak pernah berkomunikasi dengan
anak bagaimana dia tahu kesulitan yang dihadapi sang anak. Orang tua kadang
juga tidak memberikan contoh kepada anaknya. Jadi dukungan orang tua itu lebih
penting karena pendidikan di sekolah saja tidak cukup tanpa peran serta orang
tua. Keberhasilan seorang bukan ditentukan oleh nilai yang dia raih.
0 comments:
Post a Comment