Beberapa hari yang
lalu ketika pergi ke sebuah mall hendak mengganti bateray jam ternyata
karyawannya sedang asyik menonton DVD di toko sebelah tanpa mempedulikan
temannya yang sibuk melayani pembeli. Mungkin Anda juga sering melihat ketika
sedang di sebuah mall atau plasa melihat pelayan toko yang malas-malasan atau
kadang tidur-tiduran menelungkupkan wajahnya di meja. Pernah juga ketika
belanja di pakaian di salah satu toko sebuah mall, pelayannya sungguh judes dan
tidak menyenangkan. Bahkan teman saya pernah belanja pakaian yang harganya
dinaikan oleh karyawannya.
Teman saya yang
memiliki counter makanan pernah mengeluh karena makanan yang dijual tidak sama
dengan uang yang diterima. Padahal dia memiliki beberapa counter hampir di setiap
mall. Belum lagi mendengar keluhan salah satu pemilik toko, yang mengatakan
kalau karyawannya sering menghilang dengan alasan ke kamar mandi atau sholat
dan baliknya lama sekali. Memang tidak mudah mengawasi karyawan bila kita
memiliki banyak toko atau counter. Kita tidak mungkin menunggui sendiri toko
kita. Oleh karena itu, sebelum bisnis kita menjadi besar dan kita memiliki
banyak cabang, kita harus menyiapkan terlebih dahulu sistemnya. Sering orang
tidak memikirkan hal ini. Mereka hanya memikirkan bagaimana dapat membuka
cabang atau membesarkan tokonya tanpa memikirkan sumber daya manusia dan sistemnya.
Apa saja yang harus
kita persiapkan sebelum membuka sebuah toko, outlet atau counter di mall atau
plasa?
Seleksi Karyawan
·
Sebelum
membuka sebuah usaha kita hendaknya cermat dalam memilih karyawan. Tentu semua
pengusaha menginginkan karyawan yang rajin, jujur dan bertanggung jawab, lebih
elok lagi kalau mereka berparas cakep dan pandai menjual serta penuh inisiatif.
Tentu tidak semudah itu mendapatkan apa yang kita inginkan. Bagaimanakah kita
mengetahui karakter calon karyawan kita? Salah satunya adalah seleksai awal,
dengan kita menginterview sendiri dan melihat performance karyawan tersebut
setelah kita merasa cocok, selanjutnya adalah mengikutkan mereka psikotes
sehingga mengetahui bagaimana kecerdasan dan karakter kepribadiannya. Karyawan
seperti apakah yang kita cari? Apakah dia harus terampil dan cekatan dalam
menggunakan alat-alat? Apakah dibutuhkan karyawan yang teliti atau karyawan
yang pandai berbicara? Apakah cukup yang biasa-biasa saja yang penting mau
belajar dan bisa dilatih. Kita juga harus tahu apakah karyawan tersebut
o
Stars – seorang yang berpotensi untuk
dikembangkan, ambisi untuk maju dan bisa menjadi pemimpin.
o
Workhorses – Cukup berpotensi dan bisa bekerja tetapi agak
sulit dikembangkan melebihi level atau kemampuannya.
o
Problem
Children – karyawan ini
mempunyai potensi untuk dikembangkan tetapi dia tidak bisa perfomance dengan
baik.
o
Deadwood – Karyawan yang tidak berpotensi dan tidak
bisa dikembangkan lagi.
Membangun Sistem
Setelah kita
memperoleh karyawan dan mempekerjakan, kita juga harus mempunyai sistem atau
standart operasional prosedur di tempat usaha kita. Karena kita tidak bisa
mengawasi dari pagi sampai malam dengan beberapa outlet maka hendaknya kita
memiliki sistem. Mulai dari sistem penjualan dan juga jobdes karyawan itu
sendiri. Dengan memiliki sistem kita bisa juga meminimalkan kerugian pada usaha
kita. Misalnya : Kita memiliki counter makanan (Donat, foodstreet, stick, tako,
sushi, cakue goreng, pentol dll) atau minuman (juice, teh, cingcau, dawet,
kacang ijo, es puter dll) bisa dihuitung dari jumlah makanan yg diberikan atau
dari bahannya berapa kilo menjadi berapa makanan. Kalau penjual minuman bisa
dari gelas plastik yang terjual, kalau juice karena harga berbeda-beda bisa
dihitung dari jumalh buah dan stiker harga yang terjual.
Kalau counter
makanan kita laris, karyawan kemungkinan untuk bermalas-malasan atau menghilang
sangat kecil kesempatannya.
Tetapi beda dengan
toko yang menjual pakaian, tas, perlengkapan bayi, jam, barang eletronik, HP,
asesoris, sepatu, dan sebagainya. Apalagi kalau hari senin atau mallnya sedang
sepi, atau toko kita sendiri yang sepi. Karyawan kita bukan robot yang bisa
tahan dengan kebosanan. Bila tidak ada yang dikerjakan tentu mereka akan
mengantuk atau bosan. Tapi kalau mall dalam keadaan rame seperti akhir pekan
dan mereka masih saja bermalas-malasan itu perlu kita tinjau kembali. Sebelum
memulai usaha sebaiknya dibuatkan dulu aturannya. Sepeti apa saja tugas mereka
mulai dari buka toko sampai tutup toko. Bagaimana sistempenjualannya? Bagaimana
cara melayaninya? Apakah harganya sudah harga fix atau harga yang masih bisa
ditawar? Kalau bisa ditawar berapa harga terendah yang boleh diberikan. Ini
kadang bisa menimbulkan korupsi karena ada kemungkinan karyawan menjual dengan
harga normal tapi mengatakan harga diskon. Jadi salah satu caranya adalah
dengan memberikan Bon dan menuliskan pada meja kasir bila tidak mendapatkan
Bon, silahkan lapor. Ketika toko sepi karyawan bisa diminta untuk melakukan
penghitungan stock barang, membersihkan barang-barang dari debu, mengecek
expired date untuk supermarket. Memgubah tata letak barang, membuat laporan
penjualan.
Memberikan Training
Jangan salahkan karyawa
bila dia tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik karena tida tahu bagaimana
caranya. Jadi setelah karyawan di terima kita wajib melatihnya dan memberitahu
kepada karyawan tersebut tentang aturan di toko anda. Apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak boleh. Bagaimana caranya melayani pelanggan dengan baik.
Mungkin kita pernah melihat slogan 5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun. Tapi
kalau itu hanya dipasang saja tanpa diberikan pelatihan bagaimana memberikan
Salam dan Sapa yang Sopan. Bagaimana bila menghadapi pembeli complain?
Bagaimana harus bersikap? Bagaimana dengan Body Language mereka ketika melayani
pembeli, apakah lambat atau malas seperti ayam kurang makan? Bagaimana dengan
dandananya apakah seperti orang yang baru bangun tidur atau orang yang
bersemangat dan siap menjual? Bagaimana dengan kerapian pakaiannya? Apakah
badannya bau atau nafasnya bau? Kadang ada pengusaha yang merasa keberatan
memberi training kepada karyawannya karena takut kalau sudah pintar nanti
keluar. Padahal Karyawan yang diberikan training dia akan menjadi terampil
dalam menjalankan tugasnya. Karyawan yang terampil tentu akan menguntungkan
perusahaan.
Mengadakan Evaluasi
Mengadakan evaluasi
ini sangat penting tidak hanya untuk pertumbuhan usaha kita tapi juga untuk
kemajuan karyawan itu sendiri. Mereka akan tahu apa yang sudah dicapai dan apa
yang belum memenuhi performance nya. Misalnya : Apakah karyawan sering datang
terlambat atau meninggalkan toko? Kalau iya kenapa itu terjadi dan apakah ada
sangsi. Kalau karyawan melakukan penjualan dengan baik apakah ada bonusnya atau
reward apa yang akan dia terima. Kita tidak bisa hanya memberikan kritik atau
hukuman kepada karyawan tanpa pernah memeberikan pujian atau Reward bila mereka
melakukan sesuatu dengan baik. Kalau mereka melakukan kesalahan hendaknya kita
memberitahu dan menunjukan bagaimana yang betul sehingga dia bisa
memperbaikinya. Kalau kita memperlakukan karyawan dengan baik dan menanamkan
sikap ikut memiliki usaha ini maka dia akan bekerja dengan baik pula.
Kalau kita memiliki
Toko atau counter selain produk yang kita jual. Pelayanan itu adalah ujung
tombak apalagi ditengah persaingan yang ketat. Kita tidak mungkin melayani
sendiri bila memiliki banyak toko atau counter dan kita membutuhkan orang lain
untuk mewakili kita di toko tersebut. Kalau Karyawan percaya dan merasa senang
dengan management, maka dia akan bekerja
dan melayani dengan perasaan senang juga. Dia akan bekerja dengan baik, dengan
puas dan itu juga akan mendatangkan profit buat usaha kita. Pengusaha sering
lupa kalau Karyawan adalah aset perusahaan juga, perusahaan tidak akan bisa
jalan kalau tidak ada karyawan, kita tidak mungkin mengerjakan semua pekerjaan
apalagi kalau ingin menjadi besar.
menarik untuk dibaca bu ,,
ReplyDeletebu, ada gk cara bagaimana kt bs mengetahui karyawan kt tsb type yg mana ??
ReplyDeletebisa mengikutkan psikotest
DeleteTrimakasih Bu..bisa buat ilmu..
ReplyDelete