Saya dulu sering salah-salah atau bingung bila menulis di atau ke. Kata depan
ini disambung atau terpisah. Apalagi tidak ada yang memberitahu sampai akhirnya
sadar ketika ikut latihan menulis dan mendapat coaching dari Erni Julia Kok. Banyak
orang yang juga sering atau tidak sadar melakukan kesalahan ini dalam menulis
kata depan. Saya hanya ingin berbagi mengenai kata depan buat teman-teman
pembaca blogger.
Pada kata “di” dan “ke” yang diikuti kata tempat atau
merunjuk pada tempat, awalan “di” dan “ke”dipisah dengan kata pengikutnya. Misalnya
: di pasar, ke pasar, di rumah, di sekolah, ke sekolah, di wajah, di sana, di
sini, di luar, di mana, ke sana
Ada beberapa kata yang
memiliki arti berbeda bila ditulis
terpisah. Dan kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi
sebagai kata benda (penunjuk tempat) sekaligus kata kerja. Berikut contohnya :
Dibalik = bentuk pasif dari Membalik
Di balik = di bagian sebaliknya
Dikarantina = bentuk pasif dari Mengarantina
Di karantina = di (tempat) karantina
Disalib = bentuk pasif dari Menyalib
Di salib = di (atas) salib
dan lain-lain,
Beberapa kata dapat
diberi konfiks “di-kan”, misalnya “diseberangkan”, atau konfiks “di-i”,
misalnya “diawali”. Sedangkan untuk penulisan ‘ke-’ yang digabung dengan kata
lain adalah kepada, kemari, dan keluar (sebagai lawan kata “masuk”, untuk
lawan kata “ke dalam”, penulisan harus dipisah, “ke luar”).
“kemeja” (baju), yang artinya berbeda dari “ke meja” yang artinya menuju
meja.
Untuk menunjuk pada suatu bilangan ordinal, gunakan awalan ‘ke-’ (kedua
anak ini, kelima buku itu)
Untuk menunjuk pada suatu bilangan kardinal, gunakan kata depan ‘ke’ (anak
ke-2, buku ke-5)
Beberapa kata dapat diberi konfiks “dike-kan”, misalnya
“depan”->”dikedepankan”, “mana”->”dikemanakan”,
“samping”->”dikesampingkan”, atau konfiks “ke-an”, misalnya
“dalam”->”kedalam, kedalaman”
Ada lagi yang juga kata yang sering membuat bingung
disambung atau dipisah yaitu : Partikel
·
Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai
dengan kata yang mendahuluinya.
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam
surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apalah gunanya bersedih hati?
·
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang
mendahuluinya.
Apa pun permasalahannya, dia
dapat mengatasinya dengan bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun
sudah ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali
pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika Ayah membaca di teras,
Adik pun membaca di tempat itu.
Catatan:
Partikel pun pada gabungan yang lazim dianggap padu
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Misalnya:
Adapun sebab sebabnya belum diketahui.
Bagaimanapun juga, tugas itu akan
diselesaikannya.
Baik laki laki maupun
perempuan ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum selesai, hasil
pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun sederhana, rumah itu
tampak asri.
·
Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau
‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang
satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per
helai.
Pegawai negeri mendapat
kenaikan gaji per 1 Januari.
Bila ingin belajar yang lebih lengkap tentang Ejaan
Bahasa Indonesia yang disempurnakan bisa klik https://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan
0 comments:
Post a Comment