Beberapa hari ini ramai pemeberitaan seorang anak TK yang mengalami pelecehan seksual di sekolah Internasional. Saya membaca anak laki-laki yang mendapat
pelecehan seksual di sekolahnya itu sampai mengalami penyakit kelami herpes. Si anak tidak
berani melaporkan kepada orang tuanya sampai anak tersebut jadi takut ke sekolah khususnya ke kamar mandi sekolah. sehingga dia memencet penisnya agar bisa pipis dan tidak perlu pipis di sekolah. Di tubuhnya juga terdapat mememar karena pukulan dan pelakunya lebih dari satu orang.
Saya juga pernah menangani konseling seorang anak perempuan yang dilecehkan
oleh ayah temannya di sekolah ketika jam sekolah usai dan dia menunggu jemputan. Meskipun belum
terjadi penetrasi tetapi sudah membuat anak tersebut jadi takut sekolah dan
selalu minta ditunggui kalau di sekolah.
Menurut Komisi Perlindungan Anak (Komnas PA) mencatat terjadi 3.039 kasus pelecehan seksual terhadap anak sepanjang tahun
2013. Ironisnya, pelaku pelecehan adalah orang-orang dekat korban.
Kita tidak mungkin menjaga anak kita seharian atau mengkuatirkan keamanan
anak kita setiap waktu. Untuk mencegah anak kita menjadi korban pelecehan
seksual kita harus mengajari anak kita tentang bagaimana agar mereka mengerti
apa yang harus dilakukan dan berani menceritakan kepada anda sebagai orang tua
bila terjadi sesuatu terhadap dirinya. Dibawah ini ada beberapa tips yang saya
ambil dari somesecret.com tentang key body safety skills. Sadar atau tidak
budaya Indonesia susah sekali orang tua membicarakan soal seks kepada anaknya. Jadi
skills apa yang harus kita ajarkan kepada anak kita.
1. Ketika anak mulai usia 3th – 5th kita bisa mulai
mengenalkan anggota tubuh kita, ajarkanlah dengan kata yang benar dan tepat. Mulai
dari pengenalan yang sederhana tangan, kaki, jari dan ketika dia sudah mulai
mengerti kita ajarkan anggota tubuh pribadi.
Jangan menggantinya dengan kata-kata lain. Seperti kita tahu orang tua
merasa tidak nyaman ketika menyebutkan penis, vagina, payudara dan puting lalu menggantinya dengan istilah yang tidak
tepat seperti terong, cabe, burung dan lain sebagainya. Dengan begitu ketika
ada orang lain atau orang dewasa yang menyentuh dia bisa menceritakannya dengan
benar.
2. Pada usia 4th-5th
kita sudah bisa mengajarkan kepada anak kita bahwa penis, vagina,
payudara dan puting itu adalah bagian yang pribadi yang harus dilindungi dan
dijaga. Tidak ada yang boleh memegangnya atau melihatnya dan bila ada yang
memaksa melakukannya, mereka harus memberitahu kepada orang tua atau orang
dewasa yang dipercaya.
3. Ajarkan kepada mereka berani mengatakan “tidak”
bila ada orang lain yang ingin menyentuh bagian pribadinya. Atau berani menolak
bila ada orang dewasa yang meminta mereka memegang atau memasukan bagian
pribadi orang dewasa kedalam mulutnya.
4. Ajarkan kepada mereka berani menolak pemberian
orang lain bila itu untuk melihat atau memegang bagian pribadinya. Menolak
diajak oleh orang yang tidak dikenal maupun yang dikenal di tempat sepi. Sering
kali para pemangsa itu menggunakan trik memberikan permen atau kue untuk
memperdaya anak-anak, atau mengajak bermain dan akhirnya terjadi pelecehan
seksual. Ajarkan kepada mereka untuk berani lari meninggakan orang tersebut atau
berteriak meminta bantuan kepada orang dewasa.
5. Latih mereka agar bisa mengekspresikan perasaannya,
meyampaikan apa yang dirasakan. Tentang rasa takut, rasa tidak nyaman, bila ada
bagian tubuhnya yang tidak nyaman atau sakit. Takut ketika dipukul temannya di
sekolah atau teman bermainnya. Ketika mereka menceritakan apa yang dirasakan
jangan pernah memarahi atau mengatakan dia cengeng atau anak yang lemah.
Khususnya anak laki-laki yang selalu dilarang untuk menangis dan diminta untuk
menjadi kuat sehingga ketika dia mengalami kekerasan mempunyai kecenderungan takut
untuk bercerita.
6. Beri pengertian bahwa tidak semua tindakan orang
dewasa itu selalu benar dan diperbolehkan. Mereka tidak perlu takut
menceritakan bila mereka menerima kekerasan atau pemaksaan oleh orang dewasa.
7. Biasakan kepada mereka untuk selalu menceritakan
apa saja yang mereka alami dan tidak menyimpannya sendiri. Bila mereka sedang
bercerita usahakan tidak mencela atau menegurnya sehingga anak menjadi takut
untuk bercerita.
8. Selalu amati anak anda sehingga anda tahu bila
terjadi perubahan dalam dirinya baik secara emosional maupun fisik. Bila anak
yang biasanya ceria, lincah dan banyak omong tiba-tiba menjadi pendiam dan
gampang kaget atau takut. Segera adakan pendekatan dan minta dia bercerita.
Hambatan yang sering terjadi adalah seringkali orang tua tidak mempercayai
kata-kata anak kecil. Atau ketika mereka bercerita orang tua malas mendengarkan
atau tidak ada waktu untuk mendengarkan cerita mereka. Orang tua lebih sering
melarang daripada mendorong anak untuk berani bercerita atau mengekspresikan
diri.
Ketika anak sudah mulai sekolah, sebagai orang tua pastikan untuk aktif
terlibat dengan proses pendidikan di sekolahnya. Mengikuti forum orangtua dan
guru di sekolah sehingga bisa mengetahui bagaimana sistem pendidikannya,
keamananan dan bagaimana lingkungan di sekolah. Bagaimana respon sekolah atau
guru bila ada kekerasan terhadap anak didiknya. Apakah ada sejarah kekerasaan
di sekolah.
Selalu beri rasa aman kepada anak anda sehingga dia merasa dilindungi dan
ketika mereka mengalami sesuatu mereka akan berani untuk mengatakannya kepada
Anda. Jangan pernah takut melaporkan kepada yang berwajib bila anak anda
mengalami pelecehan seksual. Jangan biarkan pemangsa anak-anak bebas memangsa
anak lain karena anda tidak melakukan tindakan.
Sebagai orang Dewasa kita juga mempunyai kewajiban untuk melindungi
anak-anak meskipun itu bukan anaknya sendiri. Memberikan tempat yang aman dan
nyaman untuk mereka bertumbuh dan berkembang sampai akhirnya bisa melindungi
dirinya sendiri. Kita harus ingat bahwa kemampuan mereka untuk melindungi diri
sendiri terbatas dan kemampuan untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri
masih belum sempurna. Karena mereka memiliki sedikit pengalaman hidup,
anak-anak juga lebih mudah dieksploitasi, ditipu dan dipaksa dibandingkan
dengan orang dewasa. Jadi tanggung jawab kita bersama sebagai orang dewasa
untuk selalu memberikan keamanan buat anak-anak di dunia ini. Mari bersama-sama
mencegah kekerasan terhadap Anak. Kalau bukan kita..lalu siapa?
0 comments:
Post a Comment