Monday, June 10, 2013

Beberapa hari yang lalu ketika pergi ke sebuah mall hendak mengganti bateray jam ternyata karyawannya sedang asyik menonton DVD di toko sebelah tanpa mempedulikan temannya yang sibuk melayani pembeli. Mungkin Anda juga sering melihat ketika sedang di sebuah mall atau plasa melihat pelayan toko yang malas-malasan atau kadang tidur-tiduran menelungkupkan wajahnya di meja. Pernah juga ketika belanja di pakaian di salah satu toko sebuah mall, pelayannya sungguh judes dan tidak menyenangkan. Bahkan teman saya pernah belanja pakaian yang harganya dinaikan oleh karyawannya.

Teman saya yang memiliki counter makanan pernah mengeluh karena makanan yang dijual tidak sama dengan uang yang diterima. Padahal dia memiliki beberapa counter hampir di setiap mall. Belum lagi mendengar keluhan salah satu pemilik toko, yang mengatakan kalau karyawannya sering menghilang dengan alasan ke kamar mandi atau sholat dan baliknya lama sekali. Memang tidak mudah mengawasi karyawan bila kita memiliki banyak toko atau counter. Kita tidak mungkin menunggui sendiri toko kita. Oleh karena itu, sebelum bisnis kita menjadi besar dan kita memiliki banyak cabang, kita harus menyiapkan terlebih dahulu sistemnya. Sering orang tidak memikirkan hal ini. Mereka hanya memikirkan bagaimana dapat membuka cabang atau membesarkan tokonya tanpa memikirkan sumber daya manusia dan sistemnya.

Apa saja yang harus kita persiapkan sebelum membuka sebuah toko, outlet atau counter di mall atau plasa?

Seleksi Karyawan
·         Sebelum membuka sebuah usaha kita hendaknya cermat dalam memilih karyawan. Tentu semua pengusaha menginginkan karyawan yang rajin, jujur dan bertanggung jawab, lebih elok lagi kalau mereka berparas cakep dan pandai menjual serta penuh inisiatif. Tentu tidak semudah itu mendapatkan apa yang kita inginkan. Bagaimanakah kita mengetahui karakter calon karyawan kita? Salah satunya adalah seleksai awal, dengan kita menginterview sendiri dan melihat performance karyawan tersebut setelah kita merasa cocok, selanjutnya adalah mengikutkan mereka psikotes sehingga mengetahui bagaimana kecerdasan dan karakter kepribadiannya. Karyawan seperti apakah yang kita cari? Apakah dia harus terampil dan cekatan dalam menggunakan alat-alat? Apakah dibutuhkan karyawan yang teliti atau karyawan yang pandai berbicara? Apakah cukup yang biasa-biasa saja yang penting mau belajar dan bisa dilatih. Kita juga harus tahu apakah karyawan tersebut
o     Stars – seorang yang berpotensi untuk dikembangkan, ambisi untuk maju dan bisa menjadi pemimpin.
o    Workhorses – Cukup berpotensi dan bisa bekerja tetapi agak sulit dikembangkan melebihi level atau kemampuannya.
o    Problem Children – karyawan ini mempunyai potensi untuk dikembangkan tetapi dia tidak bisa perfomance dengan baik.
o    Deadwood – Karyawan yang tidak berpotensi dan tidak bisa dikembangkan lagi.

Membangun Sistem
Setelah kita memperoleh karyawan dan mempekerjakan, kita juga harus mempunyai sistem atau standart operasional prosedur di tempat usaha kita. Karena kita tidak bisa mengawasi dari pagi sampai malam dengan beberapa outlet maka hendaknya kita memiliki sistem. Mulai dari sistem penjualan dan juga jobdes karyawan itu sendiri. Dengan memiliki sistem kita bisa juga meminimalkan kerugian pada usaha kita. Misalnya : Kita memiliki counter makanan (Donat, foodstreet, stick, tako, sushi, cakue goreng, pentol dll) atau minuman (juice, teh, cingcau, dawet, kacang ijo, es puter dll) bisa dihuitung dari jumlah makanan yg diberikan atau dari bahannya berapa kilo menjadi berapa makanan. Kalau penjual minuman bisa dari gelas plastik yang terjual, kalau juice karena harga berbeda-beda bisa dihitung dari jumalh buah dan stiker harga yang terjual.
Kalau counter makanan kita laris, karyawan kemungkinan untuk bermalas-malasan atau menghilang sangat kecil kesempatannya.
Tetapi beda dengan toko yang menjual pakaian, tas, perlengkapan bayi, jam, barang eletronik, HP, asesoris, sepatu, dan sebagainya. Apalagi kalau hari senin atau mallnya sedang sepi, atau toko kita sendiri yang sepi. Karyawan kita bukan robot yang bisa tahan dengan kebosanan. Bila tidak ada yang dikerjakan tentu mereka akan mengantuk atau bosan. Tapi kalau mall dalam keadaan rame seperti akhir pekan dan mereka masih saja bermalas-malasan itu perlu kita tinjau kembali. Sebelum memulai usaha sebaiknya dibuatkan dulu aturannya. Sepeti apa saja tugas mereka mulai dari buka toko sampai tutup toko. Bagaimana sistempenjualannya? Bagaimana cara melayaninya? Apakah harganya sudah harga fix atau harga yang masih bisa ditawar? Kalau bisa ditawar berapa harga terendah yang boleh diberikan. Ini kadang bisa menimbulkan korupsi karena ada kemungkinan karyawan menjual dengan harga normal tapi mengatakan harga diskon. Jadi salah satu caranya adalah dengan memberikan Bon dan menuliskan pada meja kasir bila tidak mendapatkan Bon, silahkan lapor. Ketika toko sepi karyawan bisa diminta untuk melakukan penghitungan stock barang, membersihkan barang-barang dari debu, mengecek expired date untuk supermarket. Memgubah tata letak barang, membuat laporan penjualan.

Memberikan Training
Jangan salahkan karyawa bila dia tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik karena tida tahu bagaimana caranya. Jadi setelah karyawan di terima kita wajib melatihnya dan memberitahu kepada karyawan tersebut tentang aturan di toko anda. Apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh. Bagaimana caranya melayani pelanggan dengan baik. Mungkin kita pernah melihat slogan 5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun. Tapi kalau itu hanya dipasang saja tanpa diberikan pelatihan bagaimana memberikan Salam dan Sapa yang Sopan. Bagaimana bila menghadapi pembeli complain? Bagaimana harus bersikap? Bagaimana dengan Body Language mereka ketika melayani pembeli, apakah lambat atau malas seperti ayam kurang makan? Bagaimana dengan dandananya apakah seperti orang yang baru bangun tidur atau orang yang bersemangat dan siap menjual? Bagaimana dengan kerapian pakaiannya? Apakah badannya bau atau nafasnya bau? Kadang ada pengusaha yang merasa keberatan memberi training kepada karyawannya karena takut kalau sudah pintar nanti keluar. Padahal Karyawan yang diberikan training dia akan menjadi terampil dalam menjalankan tugasnya. Karyawan yang terampil tentu akan menguntungkan perusahaan.

Mengadakan Evaluasi
Mengadakan evaluasi ini sangat penting tidak hanya untuk pertumbuhan usaha kita tapi juga untuk kemajuan karyawan itu sendiri. Mereka akan tahu apa yang sudah dicapai dan apa yang belum memenuhi performance nya. Misalnya : Apakah karyawan sering datang terlambat atau meninggalkan toko? Kalau iya kenapa itu terjadi dan apakah ada sangsi. Kalau karyawan melakukan penjualan dengan baik apakah ada bonusnya atau reward apa yang akan dia terima. Kita tidak bisa hanya memberikan kritik atau hukuman kepada karyawan tanpa pernah memeberikan pujian atau Reward bila mereka melakukan sesuatu dengan baik. Kalau mereka melakukan kesalahan hendaknya kita memberitahu dan menunjukan bagaimana yang betul sehingga dia bisa memperbaikinya. Kalau kita memperlakukan karyawan dengan baik dan menanamkan sikap ikut memiliki usaha ini maka dia akan bekerja dengan baik pula.


Kalau kita memiliki Toko atau counter selain produk yang kita jual. Pelayanan itu adalah ujung tombak apalagi ditengah persaingan yang ketat. Kita tidak mungkin melayani sendiri bila memiliki banyak toko atau counter dan kita membutuhkan orang lain untuk mewakili kita di toko tersebut. Kalau Karyawan percaya dan merasa senang dengan management, maka  dia akan bekerja dan melayani dengan perasaan senang juga. Dia akan bekerja dengan baik, dengan puas dan itu juga akan mendatangkan profit buat usaha kita. Pengusaha sering lupa kalau Karyawan adalah aset perusahaan juga, perusahaan tidak akan bisa jalan kalau tidak ada karyawan, kita tidak mungkin mengerjakan semua pekerjaan apalagi kalau ingin menjadi besar.  

4 comments: