Wednesday, January 23, 2013


Ketika sedang menunggu pesawat di Malaysia, Saya mendapat sms dari teman yang mengabarkan bahwa dia telah berhasil dan selamat menggugurkan kandungannya. Memang sebelum berangkat teman saya ini curhat dan mengatakan dia ingin menggugurkan kandungannya. Dia mengatakan kalau pacarnya itu statusnya masih belum cerai dengan isterinya.  Dan dia tidak ingin mempermalukan keluarganya dengan kehamilannya. Karena keluarganya menganggap dia adalah anak yang membanggakan keluarga, dari kota kecil tetapi bisa menjadi seorang manager di perusahaan multi nasional dan dapat menyekolahkan adik-adiknya. Sebelum kejadian ini, ketika dia terlambat datang bulan, dia selalu minum pil yang katanya bisa membuat dia mens, Saya sudah mengingatkan dia untuk menggunakan condom. Tetapi katanya pacarnya tidak suka dan dia menurut saja karena dia mencintai pacarnya. Dia takut ditinggal pacarnya karena dia sudah terlanjur melakukan hubungan seks dan dia merasa tidak akan ada laki-laki yang mau kalau dia sudah tidak perawan lagi. Padahal pacarnya adalah the loser man I ever known.

Kejadian ini mengingatkan saya kepada dua orang teman saya yang lainnya. Teman saya, sebut saja Ani, dia telah megugurkan kandungannya sebanyak lima kali ketika SMA sampai kuliah. Sewaktu menggugurkan kandungannya yang terakhir itu mengakibatkan cedera pada kandungannya sehingga dia tidak bisa memiliki anak lagi. Memamg akhirnya dia menikah dengan pacarnya yang telah menyebabkan dia megugurkan kandungan itu. Tetapi sekarang keluarga Suaminya itu membenci dia karena tidak bisa memberikan keturunan penerus marga keluarga. Dia dianggap perempuan mandul dan suaminya sama sekali tidak membela dia dihadapan keluarganya. Mereka memang tidak menceritakan kejadian itu kepada kedua keluarganya. Sekarang teman saya ini merasa tertekan dan ingin menceritakan kejadian itu kepada keluarga suaminya tetapi dia tidak punya cukup keberanian.  

Lain lagi dengan teman saya yang lain. Dia seorang perempuan yang sangat cerdas dan dia dapat beasiswa di universitas terkemuka, orang tuanya seorang buruh tani di desa. Keluarganya sangat membanggakan keberhasilannya untuk bisa kuliah dan berharap masa depan yang cerah. Ketika dipertengahan kuliah dia hamil oleh pacarnya yang seorang bintara. Dia terpaksa megugurkan kandungan karena tidak ingin mengecewakan dan mempermalukan keluarganya di desa dan pacarnya sendiri tidak memungkin dia untuk menikah. Akhirnya pacarnya itu menikah dengan seorang anak kolonel ketika lulus dan teman saya menjadi patah hati dan frustasi.  Ketika ada laki-laki yang ingin serius dengan dia dan dia menceritakan bahwa dia pernah megugurkan kandungan, hubungan itu menjadi berakhir. Kejadian ini berulang sampai dua kali dan akhirnya membuat dia pasrah dan frustasi. Katanya mungkin ini hukuman buatku karena aku telah megugurkan kandunganku.

Saya tidak ingin mengatakan bahwa aborsi adalah bukan pilihan yang bijak buat mereka. Saya juga tidak ingin mengatakan benar atau salah. Karena saya berpikir bahwa setiap perempuan berhak atas tubuh dan pilihan hidupnya. Tetapi kenapa pilihan itu pada akhirnya merugikan perempuan itu sendiri. Dan kenapa hanya perempuan yang menanggung beban semua itu. Bukankah dia melakukannya berdua? 

0 comments:

Post a Comment